oleh

Denny JA: Blunder Anies Serang Prabowo yang Berjasa Padanya Dengan Data yang Salah?

Alasan kedua, bagaimanapun Prabowo berjasa kepada Anies Baswedan. Pada Pilkada DKI 2017, Prabowo mengambil risiko mendukung dan membantu Anies sebagai calon gubernur.

Posisi yang kini membuat Anies menjadi calon presiden, pastilah juga karena ia pernah menjadi gubernur DKI Jakarta. Pasti pula ada jasa dan “saham” Prabowo di sana.

Kita tidak tahu apakah ada perjanjian antara Anies dan Prabowo saat Prabowo mendukungnya dalam pilkada DKI 2017. Kita hanya membaca berita beberapa kali Anies mengklarifikasi. Anies menjelaskan janji tak mau khianati dan lawan Prabowo di Pilpres.

Kita melihat sendiri ekspresi kekecewaan Prabowo yang melihat Anies, orang yang pernah dibantunya, tapi tega ingin mempermalukannya, dengan data yang diyakini Prabowo salah pula.

Kekecewaan Prabowo kepada Anies sangat terasa cukup dengan membaca kutipan berita, setelah debat. Ini ucapan Prabowo ke Anies: “Anda tidak pantas bicara etik.”

Prabowo juga menyebut, ada manusia bermuka tebal diberi dukungan tapi dibalas kedengkian.

Juga kembali menjadi berita: Buka- bukaan soal lahan 340.000 hektar yang disinggung oleh Anies saat debat, kata Prabowo: dia mau bikin rakyat benci saya.

baca juga : LSI Denny JA: Tiga Perkembangan Baru Pilpres di Ujung Tahun 2023, Yang Berjaya dan yang Tersingkir

Alasan ketiga, lawan terdekat Anies sebenarnya bukan Prabowo. Lawan di depan mata Anies adalah Ganjar Pranowo.

Jika Anies berhasil mengalahkan Ganjar merebut tiket capres di putaran kedua, saat itu ia baru berhadapan dengan Prabowo. Tapi Anies belum tentu bisa mengalahkan Ganjar untuk mendapatkan tiket masuk putaran pilpres yang kedua, jika pilpres berlangsung dua putaran.

Dengan Anies menyerang Prabowo, dan Prabowo menjawab, maka Ganjar yang justru diuntungkan. Dalam posisi ini, Ganjar justru menambah point.