Laporan Pidato DENNY JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, dalam Acara SATUPENA AWARD 2023
KORANMAKASSAR.COM — Ada yang menarik pada berita Amazon. Tahun ini, menurut Reuter, 200 judul buku yang ditulis oleh Artificial intelligence yang dijual di Amazon. Belasan judul di antaranya menjadi buku yang best seller di situs e-commerce dari Amerika Serikat itu.
“Ini pertama kali dalam sejarah, bahwa manusia bukan satu-satunya makhluk yang bisa menulis,” kata Denny JA. “Makhluk” lain yang juga bisa menjadi penulis adalah artificial intelligence.
Hal demikian diungkapkan oleh Denny JA, ketua umum Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Award, pada acara Satupena Award tahun 2023, yang berlangsung di Jakarta. Tahun ini, satupena award diberikan kepada Putu Wijaya (Fiksi). Prof. Komarudin Hidayat (untuk non- Fiksi)
Lebih jauh Denny mengungkapkan terdapat tiga jenis penulis yang berkembang sejak manusia bisa menulis.
Yang pertama adalah penulis konvensional. Penulis jenis ini menggunakan pengalaman batinnya sendiri dan pengetahuannya sendiri sebagai bahan tulisannya.
Penulis jenis kedua adalah Artificial Intelligence. Manusia menyerahkan seluruh gagasan dan ekspresinya kepada artificial intelligence dalam menulis. Kemampuan AI ini semakin canggih hari demi hari. Jadi, penulis jenis ini hanya memerintahkan AI untuk menuliskan sesuatu.
Penulis jenis ketiga adalah penulis campuran. Pada kelompok ini penulisnya tetap manusia, tapi menggunakan AI sebagai asistennya dalam berkarya. Editor terakhir dan finishingnya tetap manusia.

Per hari ini, penulis konvensional, tanpa dibantu AI masih paling dominan. Namun melalui waktu, yang akan dominan adalah jenis penulis campuran, yaitu mereka yang menulis dengan menggunakan AI sebagai asisten.
“Mengapa? Ini karena hukum sejarah. Survival of the fittest. Yang bisa survive, yang bisa bertahan bukan yang paling kuat, atau yang paling cerdas, tapi yang paling sesuai dengan trend zamannya,” kata Denny JA.
Jika kita melihat ke belakang, sepanjang sejarah, dalam hal apapun kelompok yang bertahan adalah mereka yang “riding the tiger, riding the wave, yang mendayagunakan teknologi mutakhir. “
Kita tidak bisa mencampakkan AI sebagai teknologi, lebih baik memanfaatkannya sebagai asisten dalam menulis,” ujar Denny JA.
baca juga : Penghargaan Satupena Award 2023 Untuk Penulis Berdedikasi
Dalam sejarah manusia, terdapat empat teknologi yang mengubah dunia kepenulisan.
Teknologi pertama yang mengubah dunia kepenulisan terjadi setelah manusia menemukan teknologi mesin cetak gutenberg pada Abad 15.
Sebelum ada mesin cetak, jika ingin menggandakan tulisan harus ditulis sekali lagi. Itu karena tulisan tersebut ditulis dengan tangan.
Dengan datangnya teknologi mesin cetak, karya tulis bisa digandakan dalam jumlah banyak secara serentak. Akibatnya karya tulis pun mengubah dunia.

