TAKALAR, KORANMAKASSAR.COM — Diduga salah satu oknum istri polisi di Takalar melakukan tindakan penganiayaan kepada salah seorang warga Salaka/Alluka kabupaten Takalar.
Norma korban yang dianiaya oleh oknum perempuan yang diduga istri polisi ditakalar mengaku sangat menyesalkan perbuatan seorang wanita yang seharusnya mendidik, bukan malah melakukan tindakan pelanggaran hukum.
Saat dikonfirmasi Norma mengatakan, kronologinya pada saat mau turun dari mobil, saya buka pintu sedikit disebelah kiri. Terus tiba-tiba ada motor melintas dari arah belakang, jadi kena kaca spion mobil.
“Pelaku langsung marah-marah, jadi dijelaskan sama suamiku kalau beliau juga salah karena salah jalurki. Di situmi makin memuncak kemarahannya, terus na bilangika (set*ng) jadi tidak ku terimai. Turunka dari mobil langsungka na tampar pipi kiriku, jadi histeriska juga ku bilang napakammaku, tapi malah langsung na bilangika (anas*nd*la) jadi ku bilangi balik tong,di situmi na tinju pipi kananku”, ujar korban sambil menangis saat selesai divisum, Kamis (24/5/25).
Pelaku penganiayaan sempat menunjuki juga salah seorang warga yang ada dilokasi kejadian, pelaku seperti memperlihatkan kearoganannya karena mungkin merasa sebagai istri polisi di Polres Takalar.
Baca Juga : Kuasa Hukum WNA Asal Turki Kecewa Kasus Penganiayaan Sejak 2018 yang Dialami Kliennya Tidak Jelas
Sekretaris Ikatan Wartawan Online Takalar, Muslim Tarru mengatakan, korban sudah melapor secara resmi, dan harap pihak APH di Polres Takalar bisa memproses kasus ini dengan adil tanpa melihat siapa pelaku penganiayaan karena dia sudah salah melanggar hukum dan seperti premanisme saja karena dimuka umum melakukan bentuk penganiayaan”.
“Kita perlu ingat, Bapak Kapolri sangat benci dengan orang-orang yang bertindak sperti premanisme dan malah dari dulu menyuruh jajarannya memberantas premanisme”, ungkap Muslim Tarru yang juga adalah wakil ketua Pemuda Pancasila Takalar.
Sementara beberapa aktifis pemuda Takalar akan memantau perkembangan kasus ini. Jadi para aktifis pemuda ini berharap APH tidak main-main dalam proses kasus penganiayaan yang melibatkan salah seorang istri polisi di Takalar. (*)