Ketahanan Pangan, COVID-19, dan Perubahan Iklim

Menurut Yunita, keberhasilan suatu strategi yang ditetapkan sendiri oleh petani dalam kondisi iklim tertentu dapat meningkatkan keyakinan dirinya, dan keinginannya menyebarluaskan pada petani-petani lain dalam komunitasnya. Apabila strategi itu diadopsi warga komunitasnya dalam menghadapi kondisi iklim yang serupa, suatu pertanian yang adaptif pada perubahan iklim diharapkan dapat terwujud.

Lebih lanjut, Peneliti Utama Badan Penelitan Tanah Kementerian Pertanian, Ai Dairah menyampaikan bahwa kedaulatan pangan sangat berarti di era pandemi COVID-19. Perubahan iklim, degradasi dan alih fungsi lahan serta pandemic COVID-19 menjadi tantangan sektor pertanian dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

“Pada masa adaptasi kebiasaan baru, Kementerian Pertanian melakukan pengalihan fokus kegiatan pembangunan pertanian pada tiga aspek, yaitu dukungan pencegahan penularan COVID-19, pengamanan ketersediaan pangan, dan distribusi jaring pengaman sosial (social safety net) lingkup pertanian melalui kegiatan padat karya untuk memastikan petani tetap aktif berproduksi. Untuk menjaga ketahanan pangan nasional pada jangka pendek dan menengah, diantaranya peningkatan kapasitas produksi, diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal, penguatan logistik dan cadangan pangan, dan pengembangan pertanian modern,” tambah Ai Dairah.

baca juga : KLHK : Banjir Kalsel Terutama karena Anomali Cuaca, Bukan Soal Luas Hutan

Ai Dairah juga menyampaikan beberapa rekomendasi untuk para pemangku kepentingan, diantaranya, untuk pencapaian tujuan pembangunan pertanian, agar memprioritaskan dan mengutamakan adaptasi dengan co-benefit mitigasi. Keterlibatan berbagai pihak dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam beradaptasi dan memahami perubahan iklim.

Sebagai penutup, Penasihat Senior Menteri KLHK, Soeryo Adiwibowo menyampaikan bahwa dalam mengadapi bencana lokal dan permasalahan global seperti COVID-19 dan Perubahan Iklim, ketahanan pangan yang adaptif menjadi sangat penting diperlukan agar masyarakat tetap terpenuhi kebutuhan pangannya. Ketahanan pangan yang adaptif menghadapi persoalan COVID-19, perubahan iklim dan bencana lokal dapat menggunakan konsep yang ada di tingkat komunitas dengan traditional knowledge yang dimiliki, bekerjasama saling membantu dan berkolaborasi, serta saling berbagai pengalaman dan teknologi dalam memenuhi kebutuhan primer berupa pangan. (*)