BONE, KORANMAKASSAR.COM — Di tengah rutinitas dunia perkuliahan, nama Sujitno Ngadino kian dikenal sebagai figur muda yang membawa warna baru dalam gerakan mahasiswa Universitas Cahaya Prima (Uncapi) Bone.
Sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Uncapi, ia tampil dengan gaya kepemimpinan yang sederhana namun sarat makna: memimpin dengan hati, bukan sekadar memberi instruksi.
Dikenal rendah hati dan mudah bergaul, Sujitno bukan tipe pemimpin yang hanya berbicara dari balik meja.
Ia kerap turun langsung ke lapangan bersama rekan-rekan mahasiswa dalam berbagai kegiatan kampus dan aksi sosial.
Sikapnya yang terbuka dan egaliter membuatnya disegani, namun tetap dekat dengan banyak kalangan.
“Saya tidak ingin hanya dikenal sebagai ketua organisasi. Saya ingin dikenal sebagai teman yang mau bergerak bersama. Bagi saya, kepemimpinan itu soal tanggung jawab dan ketulusan,” ujarnya, Rabu (22/10/2025)
Baca Juga : Teknologi Nano Kampus Merah: Patch 2-in-1 Unhas untuk Terapi dan Deteksi Kanker Payudara
Tak hanya aktif di kampus, Sujitno juga dikenal luas karena kepeduliannya terhadap masyarakat.
Ia menjadi penggerak dua komunitas sosial besar, Millenial Peduli Bone dan Makassar Peduli, yang rutin melaksanakan kegiatan kemanusiaan seperti bakti sosial, donasi pendidikan, dan penyaluran bantuan bagi korban bencana alam.
“Kalau ada yang membutuhkan bantuan, saya tidak bisa diam. Sekecil apa pun aksi sosial yang kita lakukan, itu bisa jadi penggerak perubahan. Kuncinya tulus dan konsisten,” tuturnya.
Di bawah kepemimpinannya, BEM Uncapi Bone semakin aktif menggelar kegiatan positif.
Mulai dari forum diskusi mahasiswa, pelatihan kewirausahaan, hingga program pengabdian masyarakat di desa-desa sekitar kampus.
Ia mendorong mahasiswa untuk tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga peka terhadap persoalan sosial di sekitarnya.
“Mahasiswa itu agen perubahan. Kalau kita ingin dihargai masyarakat, tunjukkan bahwa kita bisa memberi manfaat nyata,” tegasnya.
Sikapnya yang sederhana namun penuh semangat menjadikan Sujitno panutan bagi banyak mahasiswa Uncapi.
Baca Juga : Kabupaten Enrekang Bangga Kampus Unimen Kini Berstatus Akreditasi Baik Sekali
Ia selalu menekankan bahwa perubahan besar berawal dari niat baik dan langkah kecil yang dilakukan bersama.
“Saya percaya, kalau kita bergerak dengan hati, orang lain akan ikut. Dari situ, perubahan akan lahir dengan sendirinya,” ungkapnya
Dengan visi kepemimpinan yang humanis dan gerakan sosial yang inklusif, Sujitno Ngadino berhasil menghadirkan wajah baru gerakan mahasiswa Uncapi yang aktif, peduli, dan berdaya.
Ia membuktikan bahwa kepemimpinan sejati bukan soal jabatan, tapi tentang keberanian untuk melayani dan memberi dampak positif bagi sesama. (*)
Komentar