Pemkot Makassar Luncurkan Kampanye Hentikan Polusi Plastik

Pemkot Makassar juga akan menyiapkan mekanisme pemantauan dan evaluasi, termasuk pemberian penghargaan bagi lingkungan RT-RW yang paling aktif menjaga kebersihan.

Gerakan Jumat Bersih menjadi salah satu rangkaian langkah Pemkot dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025.

Bebas sampah plastik, kebijakan larangan penggunaan plastik sekali pakai di lingkup perkantoran pemerintah.

Munafri menekankan bahwa pengurangan plastik harus didukung regulasi yang kuat agar tidak hanya berhenti sebagai slogan.

“Ini bukan hanya momen seremonial. Kita ingin membangun budaya baru yang konsisten,tegasnya.

Untuk memperkuat pengelolaan sampah, Pemkot Makassar juga akan mengaktifkan kembali Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di seluruh kecamatan.

Sekaligus mendukung target pengurangan sampah plastik dan optimalisasi pengelolaan TPS 3R di setiap kecamatan.

“TPS 3R ini harus menjadi pusat pemilahan. Sampah organik, anorganik, dan residu dipilah dari awal, sehingga hanya residu yang masuk TPA,” tutur Munafri.

Pemerintah turut mendorong sektor swasta, terutama asosiasi hotel dan restoran, agar ikut mendukung program ini.

Langkah proaktif lain yang digulirkan yakni program konversi sampah bernilai ekonomi. Pemkot Makassar menargetkan sampah rumah tangga dapat dikonversi menjadi nilai tukar untuk membantu pembayaran listrik prabayar warga berpenghasilan rendah.

“Kalau sampah punya value, warga akan terdorong memilah. Ini kita trial mulai bulan ini. Target kita Agustus sudah berjalan lebih luas,” jelasnya.

Sebagai upaya membiasakan perilaku bersih di tingkat komunitas, Pemkot Makassar juga akan mengadakan lomba kebersihan lingkungan antar-RT dan RW setiap bulan. RT teraktif dan terbersih akan mendapat penghargaan.

baca juga : Mukernas IV Permabudhi, Walikota Makassar Harap Jaga Hubungan yang Harmoni

“Kalau sudah terbiasa, kita tidak perlu tunggu lomba untuk bersih-bersih. Ini yang kita harapkan jadi habit,” kata Munafri.

Munafri mengajak seluruh masyarakat untuk mengubah pola pikir dan kebiasaan sehari-hari.

Ia menegaskan kebersihan dan pengurangan sampah adalah tanggung jawab bersama.

“Saya tahu ini tidak mudah. Tapi kita harus mulai. Kalau jogging pagi, bawa tumbler sendiri. Tidak ada lagi beli air kemasan. Kita punya tekad yang sama. Kalau tidak kita mulai dari diri sendiri, persoalan sampah tidak akan selesai,” pungkasnya. (*)