Selain aspek farmakokinetik, tim juga melakukan berbagai pengujian di laboratorium seperti karakterisasi fisik mikroneedle, uji kemampuan penetrasi, uji disolusi, serta pengujian keamanannya melalui uji hemolisis dan iritasi menggunakan metode HET-CAM.
Hasilnya menunjukkan bahwa kapsul ini dapat melepaskan zat besi secara perlahan dan konsisten selama berhari-hari tanpa menimbulkan efek toksik maupun iritasi. Pengujian farmakokinetik pada kelinci menunjukkan bahwa kadar zat besi dalam plasma meningkat secara signifikan, menandai keberhasilan inovasi ini dalam meningkatkan penyerapan zat besi tubuh.
Seluruh proses riset, dari awal pengembangan sampai pengujian, didukung oleh manajemen dana yang efisien dan dokumentasi lengkap. Tim pun aktif sebarkan perkembangan penelitian mereka melalui media sosial seperti Instagram dan TikTok sebagai bagian dari promosi dan edukasi publik.
Baca Juga : Dosen UNIMEN Sulap Limbah Pertanian Jadi Kompos Menggunakan Teknologi Briotricho
Kesuksesan perjalanan riset ini telah mendapatkan pengakuan melalui pencapaian target-target tertentu, termasuk penyusunan laporan akhir, publikasi artikel ilmiah, serta pengembangan hak kekayaan intelektual. Mereka berkomitmen agar inovasi ini bisa diproduksi secara luas dan membantu mengurangi angka kematian ibu dan bayi akibat anemia di Indonesia.
Proses panjang ini menunjukkan betapa besar dedikasi dan semangat akademik yang dimiliki oleh tim, serta menjadi cerminan bahwa inovasi ilmiah bisa menjadi solusi nyata dari permasalahan kesehatan masyarakat yang kompleks dan mendesak. (*)
Komentar