oleh

Denny JA: Pertarungan Tim Kampanye Nasional Plus Konsultan Politik

Saat itu bertarung antara Bill Clinton dan Bob Dole. Bill Clinton dari partai Demokrat, sedangkan Bob Dole dari partai Republik. Di era itu, Bill Clinton maju untuk menjabat Presiden kedua kalinya.

Tapi platform dari partai Demokrat, partainya Bill Clinton sudah tak populer. Dua tahun sebelumnya, dalam pemilihan di Kongres dan Senator, partai Republik mengalahkan telak sekali Partai Demokrat.

Saat itu, sentimen publik lebih senang kepada ideologi partai Republik. Partai ini memperjuangkan nilai-nilai keluarga, budaya konservatif, perjuangkan pajak yang dikurangi. Juga partai ini memperjuangkan dikuranginya program kesejahteraan masyarakat yang sudah begitu mahal.

Bagaimana cara agar Bill Clinton dari kubu yang berbeda ideologi bisa menang? Datanglah itu Dick Morris, seorang konsultan politik.

Morris membujuk Bill Clinton mengubah strategi. “Pak Presiden,” ujar Dick Morris kepada Clinton, “Kita harus mengubah ideologi Partai Demokrat, dari kiri ke tengah.

Untuk masa itu, platform dan warna program Partai Demokrat perlu diubah menjadi The New Democrats.

Menurut Dick Morris, The New Democrats, atau Centris Democrats juga memperjuangkan program yang sama dengan diperjuangkan oleh partai Republik.

Clinton pun bujuk oleh Dick Morris untuk juga memperjuangkan apa saja yang diperjuangkan oleh kompetitornya dari Parti Republik Bob Dole, jika memang program itu populer.

Ketika Bob Dole mengatakan ini programnya, Clinton juga mengatakan: saya pun memperjuangkan hal yang sama. Akibatnya publik luas melihat secara ideologis, secara platform, dua capres ini memperjuangkan hal yang tak beda.

baca juga : Denny JA: Juga Bertarung Megawati Versus Surya Paloh Versus Jokowi

Sisanya tinggal masalah personality, dan leadership saja. Untuk soal itu leadership, Clinton Memang jauh lebih kokoh, jauh lebih kuat.

Tentu saja mengubah haluan platform partai itu hal yang besar. Para ideolog dan tokoh senior partai demokrat menentang ideologi partai direvisi. Tapi Clnton lebih mendengar konsultan politiknya, Dick Morris, karena orientasi kampanye haruslah pada aspirasi pemilih.

Dengan pilihan strategi itu, posisi elektoral Clinton pun berubah, dari posisi yang tadinya kalah menjadi menang.

Peran konsultan politik memang menunjukkan jalan menuju kemenangan. Tapi stragegi itu hanya bisa dibuat berdasarkan data perilaku pemilih yang acapkali berubah. Dan dari begitu banyak pilihan strategi yang dimungkinkan oleh data, konsultan politik mencarikan strategi yang probabilitas kemenangannya paling tinggi.

Selamat bertugas buat Tim Kampanye Nasional.*