oleh

Denny JA: Survei Kompas Soal Capres dan Serangan Setelahnya

Apa yang kemudian terjadi? KPU mengumumkan SBY memang menang satu putaran saja.

PWI Jaya kemudian memberikan saya penghargaaan sebagai “The newsmakaker of election 2009.”

Saya dianggap saat itu menciptakan isu yang heboh, menjadi pusat berita, menenggelamkan isu lain. Dan yang lebih penting lagi: Prediksi survei saya akurat!

Mengapa terjadi serangan bertubi-tubi seperti yang kini dialami Kompas? Tiga penyebabnya.

Pertama, ini bagian dari defence mechanism kolektif kubu capres yang kalah dalam survei. Mereka ingin menjaga semangat pendukungnya. Tak ada cara yang lebih praktis dan mudah selain menyatakan hasil survei ini dimanipulasi atau diintervensi.

baca juga : LSI Denny JA: Prabowo Gibran Di Ambang Kemenangan?

Kedua, ini bagian dari perang opini. Masih banyak pemilih yang belum memutuskan, dan ingin ikut capres yang menang. Juga pengusaha pun ingin hanya menyumbang yang menang.”

Maka dilakukanlah apa yang disebut: “Kill the messanger.” Bunuhlah citra sang pembawa pesan. Buruk- burukkanlah lembaga survei yang bersangkutan, atau tokohnya.

Ketiga, ini yang lebih memprihatinkan, yaitu gambaran kultur politik yang masih susah sekali menerima kenyataan KALAH! Banyak dari kita yang memang susah ikhlas mengalami suasana sedang dalam posisi yang kalah.

Mungkin perlu 4-5 kali pilpres lagi untuk membuat kita semakin rileks bersaing dalam politik praktis. *