Gus AMI Minta Pemerintah Berikan Perhatian Serius Sektor Pertanian

Selama ini, di sektor pertanian, beberapa komoditi pangan masih sangat tergantung pada impor. Jika pemerintah bisa memberikan perhatian lebih di sektor pertanian maka hal ini akan berdampak positif dalam upaya mengurangi ketergantungan impor bahan pangan. ”Semua kekuatan harus bahu-membahu menumbuhkembangkan pertanian sebagai basis pemulihan krisis ekonomi,” tutur Gus AMI.

Menurutnya, Indonesia harus berdaulat pangan dan tidak boleh menggantungkan nasib pangan 260 juta rakyat Indonesia dari luar. Hal itu dinilai sangat berbahaya jika terjadi krisis.

Gus AMI pun mengingatkan pemikiran founding father bangsa Bung Karno dalam satu konsep Trisakti, yakni bagaimana bangsa ini bisa berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan sebagai bentuk revolusi suatu bangsa.

baca juga : Gus AMI: Ekonomi Membaik, Pertanian Memainkan Peran Penting !

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga meminta seluruh kepala daerah untuk memiliki komitmen terhadap pengembangan inovasi industri pangan yang melibatkan para petani lokal sekaligus menjaga lingkungan hidup. ”Kedepan harus ada reorientasi ekonomi baru ke sektor pertanian dan ekonomi alternatif lainnya yang menyejahterakan rakyat dan tidak merusak lingkungan,” kata Gus AMI.

Disisi lain, Gus AMI menuturkan, kebijakan fiskal tahun 2022 harus menjadi pijakan dalam melakukan transformasi struktural yang lebih menyeluruh, untuk mempercepat program pemulihan ekonomi serta penguatan reformasi di berbagai aspek kebijakan dengan dilakukan secara efisien dan tepat sasaran. Hal ini sebagai kelanjutan dari kebijakan penanganan pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.

”Pemerintah wajib hukumnya untuk menjadikan APBN tahun anggaran 2022 agar dapat mewujudkan kemaslahatan bagi rakyat Indonesia, seperti terefleksi di dalam kaidah fikih, ’maa laa yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib’, meskipun dalam kondisi yang sangat sulit bersamaan masa pemulihan akibat dampak pandemi Covid-19,” tuturnya. (*)