Hari Hutan Internasional 2021: Restorasi Hutan Pulihkan Kesehatan, Ekonomi dan Kesejahteraan Manusia

JAKARTA, KORANMAKASSAR.COM — Hari ini minggu tanggal 21 maret kita memperingati Hari Hutan Internasional di tengah pandemi global COVID 19 di Indonesia dan di seluruh dunia.

Kita semakin menyadari bahwa kesehatan merupakan hal yang amat penting saat ini. Karena itu kita ingin membangun semua dengan lebih baik untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) pada tahun 2030.

Hutan yang sehat juga berkontribusi bagi kesehatan manusia. Hutan memberikan manfaat kesehatan bagi semua orang, seperti udara segar, makanan bergizi, air bersih, dan ruang rekreasi. Di negara maju, hingga 25 persen dari semua obat-obatan berasal dari sumber nabati; di negara berkembang, kontribusinya mencapai 80 persen.

(3. Agricultural landscape) Bentang alam pertanian di Hutan Ciwidey, Jawa Barat © Trenchard, Richard FAO Indonesia

Hutan juga menyediakan pangan sehat. Masyarakat Adat biasanya mengonsumsi makanan dalam jumlah besar yang dipanen di hutan.

Kita semua juga mengonsumsi makanan yang bersumber dari hutan seperti Nangka, durian, salak, duku, mangga, rambutan, petai, ati hati, dan banyak lagi makanan lain yang berasal dari hutan!

baca juga : KLHK : Banjir Kalsel Terutama karena Anomali Cuaca, Bukan Soal Luas Hutan

“Kerusakan hutan merusak kesehatan lingkungan dan manusia – serta meningkatkan emisi karbon dan mengurangi keanekaragaman hayati. Kita harus ingat bahwa hampir sepertiga dari penyakit menular baru terkait dengan perubahan penggunaan lahan seperti penggundulan hutan.” Kata Richard Trenchard, Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia ad interim.

Dunia kehilangan 10 juta hektar hutan setahun – lebih dari setengah luas Sulawesi – dan degradasi lahan mempengaruhi hampir 2 milyar hektar, sebuah wilayah yang lebih luas dari Amerika Selatan. Deforestasi dan degradasi hutan menyebabkan meningkatnya gas rumah kaca, dan menyebabkan lebih dari delapan persen tumbuhan hutan dan lima persen hewan hutan berada pada “risiko sangat tinggi” kepunahan.

Pemerintah Indonesia merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa laju deforestasi tahun lalu mencapai titik terendah selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2019, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah merehabilitasi sekitar 400 ribu hektar hutan dan saat terjadi pandemi KLHK berencana menambah jumlah bibit yang akan ditanam pada tahun 2021.