Wali Kota Munafri Target Menuju Makassar Bebas Sampah 2028

Langkah ini tidak hanya bermanfaat bagi kelestarian lingkungan, tetapi juga mampu memperkuat ekonomi kerakyatan dan ketahanan pangan keluarga.

“Kita ingin agar pengelolaan sampah tidak berhenti di pengurangan limbah saja, tapi juga memberi nilai tambah bagi masyarakat. Ini bagian dari upaya menjaga perputaran ekonomi warga dari rumah,” jelasnya.

Wali Kota Makassar, juga menekankan bahwa keberhasilan program Makassar Bebas Sampah 2029 hanya dapat dicapai melalui kolaborasi yang kuat dan sinergi lintas sektor.

“Kita butuh kolaborasi yang nyata, bukan hanya seremonial. Pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat harus saling terhubung dalam satu ekosistem pengelolaan sampah yang terintegrasi,” tuturnya.

Kegiatan Kick Off Makassar Eco Circular Hub ini menjadi momentum awal bagi Kota Makassar untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam mempercepat capaian target bebas sampah.

Melalui gerakan bersama ini, Pemerintah Kota Makassar berharap semangat menjaga lingkungan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi gaya hidup baru seluruh warga kota.

Lebih lanjut Munafri menegaskan komitmennya untuk mempercepat penerapan sistem pengelolaan sampah yang terintegrasi hingga ke tingkat paling bawah pemerintahan.

Ia meminta seluruh camat, lurah, RT, dan RW di Kota Makassar untuk mewajibkan penerapan sistem pengelolaan sampah organik dan non-organik di wilayah masing-masing mulai tahun ini hingga tahun depan.

“Mulai tahun ini dan tahun depan, saya minta seluruh RT dan RW di Kota Makassar sudah wajib menerapkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi,” seruan Appi.

“Setiap RT dan RW harus punya cara untuk menyelesaikan persoalan sampah organiknya — entah melalui maggot, eko-enzyme, atau metode lainnya,” tambah Munafri.

Dalam arahannya kepada mahasiswa dna akademisi Unibos, Munafri menjelaskan pentingnya inovasi dan kreativitas dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat.

Dia mencontohkan dua pendekatan yang dinilai efektif, yaitu budidaya maggot dan pembuatan eko-enzyme. Dikatakan, eko-enzyme, cairan hasil fermentasi limbah organik seperti sisa buah dan sayur.

Lanjut dia, ini telah terbukti ampuh sebagai bahan pembersih alami yang ramah lingkungan. Ia menyinggung tokoh lokal pemerhati lingkungan bernama, yang sukses memproduksi eko-enzyme dan memasoknya ke berbagai institusi di Makassar.

baca juga : Wali Kota Makassar Evaluasi dan Bahas Keberlanjutan Program Kota Layak Huni Bersama Ramboll dan AASCTF

Selain eko-enzyme, Wali Kota juga menekankan peran penting maggot, dalam mengurai sampah organik. Menurutnya, maggot mampu mengonsumsi sampah dalam jumlah besar, sekaligus memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai pakan ternak dan ikan.

Dikatakan, satu kilo maggot bisa memakan lima kilo sampah organik. Kalau kita punya 300 kilo maggot, maka bisa mengurai sekitar 1,5 ton sampah per hari.

“Selain membersihkan lingkungan, maggot juga bisa jadi sumber protein dan bernilai jual tinggi. Ini bisnis lingkungan yang menjanjikan,” paparnya.

Lebih lanjut, Munafri meminta agar pemerintah di tingkat kecamatan dan kelurahan memfasilitasi pembuatan lubang biopori dan tempat pembuangan komunal organik di kawasan padat penduduk.

Mantan Bos PSM itu menegaskan, masyarakat tetap dapat membuang sampah ke tempat tersebut dengan syarat sudah memilahnya sejak dari rumah. Fasilitasnya nanti disiapkan di lokasi-lokasi tertentu.

Komentar