oleh

19 November 1953 : Masjid Agung Al-Azhar Jakarta Mulai Dibangun

koranmakassarnews.com — Masjid Agung Al-Azhar adalah masjid yang terletak di kompleks sekolah Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Masjid ini mulai dibangun pada 19 November 1953 atas prakarsa sejumlah tokoh partai Masyumi dan selesai dibangun pada 1958.

Nama Al-Azhar disematkan oleh Imam Besar Al-Azhar Mahmud Syaltut saat berkunjung pada 1960. Penamaan ini merujuk pada pencapaian imam besar masjid, Abdul Malik Karim Amrullah (atau dikenal sebagai Hamka), seorang ulama dan aktivis Islam yang dianugerahi gelar doktor kehormatan oleh Universitas Al-Azhar, Mesir.

Masjid Agung Al-Azhar pernah menyandang status sebagai masjid terbesar di Jakarta sebelum pembangunan Masjid Istiqlal selesai pada 1978. Dalam perkembangannya, masjid ini menjelma menjadi kompleks lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya Universitas Al Azhar Indonesia.

Gagasan untuk membangun masjid dan sekolah di Kebayoran Baru diprakarsai oleh 14 orang tokoh partai Masyumi. Pada 7 April 1952, atas anjuran Menteri Sosial Syamsudin, mereka mendirikan Yayasan Pesantren Islam (YPI) yang akan menaungi masjid dan sekolah. Kementerian Agama menyediakan sedikit dana sebagai stimulus, sementara Gubernur Jakarta menyumbangkan tanah seluas empat hektare di pinggiran Kebayoran Baru.

Atas saran Hamka, seorang ulama Indonesia dan aktivis Islam, disarankan agar sebuah masjid dibangun terlebih dahulu ketimbang sekolah, “tetapi bangunlah masjidnya dengan banyak ruang untuk kantor dan rapat supaya sewaktu sekolah dibangun, masjidnya tetap bisa beraktivitas penuh, termasuk kelas pendidikan.

baca juga : 18 November 1912 : KH Ahmad Dahlan Mendirikan Organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta

Pembangunan masjid dimulai pada 19 November 1953 dan selesai pada 1958. Pada saat penyelesaiannya, masjid ini menjadi yang terbesar di Jakarta.

Panitia pembangunan awalnya menunggu Presiden Soekarno menggunting pita sebagai tanda dibukanya masjid secara resmi. Namun, Hamka membujuk panitia untuk tak menunggu presiden dan mulai mengadakan salat jemaah di sana, termasuk salat Jumat. Pada 1959, Hamka diminta menjadi imam besar.

Pada 1960, Imam Besar Al-Azhar Syekh Mahmud Syaltut, dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia, mengusulkan agar masjid ini dinamai Masjid Agung Al-Azhar sebagai pengakuan atas peran dan ketokohan Hamka. Di bawah kepemimpinan Hamka, Masjid Al-Azhar menjadi pusat dakwah dan kebangkitan Muslim.

Pada 1967, sebuah taman kanak-kanak didirikan di kompleks Masjid Al-Azhar. Amal usaha pendidikan Al-Azhar berkembang hingga mendirikan Universitas Al-Azhar Indonesia pada tahun 2000. Masjid Raya Al-Azhar ditetapkan sebagai salah satu dari 18 situs tapak sejarah perkembangan kota Jakarta dan cagar budaya nasional pada 19 Agustus 1993.

Masjid Al-Azhar memiliki kubah bawang bercat putih, mengikuti ciri arsitektur masjid di Timur Tengah dan dilengkapi sebuah menara.

Masjid Al-Azhar didirikan tidak hanya sebagai masjid tetapi sekaligus sebagai pusat kegiatan sosial dan dakwah. Keberadannya tercatat sebagai salah satu masjid “modern” pertama di Indonesia, ditandai dengan kelengkapan fasilitas seperti perpustakaan Islam, ruang kuliah dan seminar, klinik kesehatan, ruang kelas untuk mata pelajaran agama dan umum, serta asrama. (sumberwikipedia)