oleh

25 Mei 1575 : Sultan Baabullah Berhasil Mengusir Portugis dari Ternate

KORANMAKASSARNEWS.COM — Setelah kejatuhan Ambon ke tangan Ternate dalam perang Ternate – Portugis yang pertama, Portugis terpaksa memohon damai kepada sultan Khairun yang kemudian disambut dengan itikad baik. Semua hak-hak istimewa Portugis menyangkut monopoli perdagangan rempah-rempah dihilangkan namun mereka tetap diperbolehkan untuk berdagang dan bersaing dengan pedagang nusantara serta pedagang asing lainnya secara bebas.

Rupanya permohonan damai Portugis itu hanya kedok untuk mengulur waktu demi mengkonsolidasikan kembali kekuatan mereka, menunggu waktu yang tepat untuk membalas Ternate.

Dengan dalih ingin membicarakan dan merayakan hubungan Ternate – Portugis yang membaik, gubernur Portugis Lopez de Mesquita (1566-1570) mengundang sultan Khairun ke benteng Sao Paulo tanggal 25 Februari 1570 untuk jamuan makan. Sang sultan memenuhi undangan itu dan datang tanpa pengawal, tak dinyana setibanya di benteng ia dibunuh atas perintah De Mesquita.

Sultan Baabullah

De Mesquita beranggapan dengan mengenyahkan sultan Khairun, Maluku akan kehilangan pemimpin hebat dan segera tercerai berai, akan tetapi ia lupa bahwa sultan Khairun memiliki pewaris – pewaris yang hebat terutama dalam diri pangeran Baab.

Kematian Sultan Khairun yang tragis memicu kemarahan rakyat dan juga para raja di Maluku, dewan kerajaan atas dukungan rakyat lalu menobatkan Kaicil Baab sebagai Sultan Ternate berikutnya bergelar Sultan Baabullah Datu Syah. Dalam pidato penobatannya Sultan Baabullah bersumpah bahwa ia akan berjuang untuk menegakkan kembali panji – panji Islam di Maluku dan menjadikan kesultanan Ternate sebagai kerajaan besar serta melakukan tindakan balasan sampai orang terakhir bangsa Portugis meninggalkan wilayah kerajaannya.

Sultan Baabullah tidak menunda waktu setelah penobatan dan pidato pelantikan diucapkan. Perang Jihad diumumkan di seluruh negeri. Tak kalah dengan ayahnya ia tampil sebagai koordinator yang handal dari berbagai suku yang berbeda akar genealogis di nusantara bagian timur. Untuk memperkuat kedudukannya Sultan Baabullah menikahi adik Sultan Iskandar Sani dari Tidore. Raja – raja Maluku yang lainpun melupakan persaingan mereka dan bersatu dalam satu komando di bawah Sultan Baabullah dan panji Ternate, begitu pula raja – raja dan kepala suku di Sulawesi serta Papua.