oleh

Ahmad Syafii Maarif Berpulang, Tinggalkan Duka Mendalam Bagi Aktifis Toleransi Beragama

koranmakassarnews.com — Saat Prof. Dr. KH. Ahmad Syafii Maarif di kabarkan meninggal dunia , Jumat, 27 Mei 2022 membuat awan kabut kehidupan toleransi beragama di Indonesia seperti menjadi gelap, betapa tidak sosok Buya Syafii Maarif di kenal sebagai tokoh yang getol menyuarakan kebenaran dalam bertoleransi beragama.

Pandangan almarhum terhadap manusia kemanusiaan sangat mendalam, sehingga cakrawala berfikir yang dahsyat terhadap toleransi kehidupan beragama dan mendorong harmonisasi hidup berbangsa dan bernegara menjadi keniscayaan.

Meski demikian Buya Syafii bukan berarti tidak memiliki musuh tapi malah musuhnya makin banyak, karena bagi ummat Islam yang memiliki pemahaman fundamentalis , pemahaman ekstrimis dan bahkan radikal serta anti toleransi sangat tidak senang terhadap sosok yang digelar Guru dan Bapak Bangsa yang tawadhu itu.

Penulis : M. Askar

Sederhana dan bahkan hidup dalam kesan pas-pasan dan ini bukanlah sebuah pencitraan atau hal yang di buat buat tapi melainkan sudah menjadi life style dan kebiasaan hidup Buya sejak kecil hingga di usia tua, baginya dunia adalah pengabdian, tempat kita berbuat baik kepada sesama manusia, berkarya dan terus menerus mencerahkan anak bangsa agar kelak suatu ketika Indonesia menjadi bangsa yang terhormat karena budi pekerti masyarakatnya yang santun, baik dan saling menghargai.

Dan inilah adalah perjuangan yang panjang karena semakin hari tantangan demi tantangan kita hadapi kian bertubi tubi, modernisme yang kebablasan, demokrasi yang liar dan tidak substansial serta pengaruh hidup hedonisme yang menjerat anak bangsa mulai pimpinannya sampai pada anak mudanya.

baca juga : Presiden Jokowi: Buya Syafii Maarif Seorang Guru Bangsa

Menjadi tantangan dan tanggung jawab bersama secara kolektif dari anak bangsa yang ingin terus melihat Indonesia tetap ada, demikian banyak cerita dan kesimpulan yang di rangkum oleh Muhammad Askar aktifis Angkatan Muda Muhammadiyah yang sempat menelusuri rekam jejak Sang Muadzin Bangsa gelar Ahmad Syafii Maarif dari waktu ke waktu bahkan dari buku ke buku.

“Saya adalah orang yang kehilangan sosok beliau, intelektual, cendikiawan yang tak kenal lelah memperingati para pemimpin bangsa agar tidak lupa akan tanggung jawab dan amanah yang diberikan oleh Allah SWT dalam memajukan dan memakmurkan bangsa. Jangan kira pangkat dan jabatan itu bukan tanpa pertanggungjawaban tegas beliau dalam sebuah pertemuan, tugas mulia bagi siapapun anak bangsa yang menjalankan amanah dengan baik untuk menuntun dan membawa bangsa Indonesia menjadi negeri baldatun tayyibatun warabbun gafur.

Penulis Muhammad Askar, SKM
Ketua PD IRM Kota Makassar Periode 2002-2004
Ketua PD Pemuda Muhammadiyah Kota Makassar periode 2008-2011
Sekertaris Majiles Ekonomi PD Muhammadiyah Kota Makassar