oleh

Dokter Anastesi Tak Ada di Tempat, Layanan Operasi RSUD Masenrenpulu Enrekang Ditutup Sementara

ENREKANG, koranmakassarnews.com — Selama sepekan ke depan layanan operasi di RSUD Massenrempulu, Enrekang ditutup. Pasalnya dokter Anastesi dr. Asis, Sp. An tidak berada di tempat. Buruknya pelayanan di RSUD Maspul khususnya dibagian operasi ini terungkap saat seorang pasien yang akan dioperasi tiba-tiba batal dioperasi karena dokter Anastesi tak ada ditempat.

“Padahal jadwal operasinya hari Senin. Pasien sudah disuruh puasa pada malam sebelum dioperasi. Tapi setelah masuk ruang operasi dan menunggu beberapa jam ternyata operasi batal dilakukan karena dokter Anastesi tidak ada”, kata salah satu keluarga pasien yang batal dioperasi pada hari senin lalu (28/3/22).

Bukan hanya itu, beberapa hari sebelumnya juga ada pasien dari Desa Latimojong atas nama Rohani yang mengalami benjolan dileher juga batal dioperasi padahal pasien sudah dibawah ke ruang operasi. Saat itu, dokter Asis ternyata berada di Toraja. Karena tak mau mengambil resiko terpaksa operasi dibatalkan dan pasien dirujuk ke Toraja untuk penindakan operasi.

Issu yang berkembang, dokter anastesi tak masuk karena dia mogok kerja selama sepekan. Namun saat di konfirmasi, kepada Upeks dokter Asis menjelaskan jika dia bukan mogok kerja tapi lagi berada di Jogja menjenguk isteri dan anak-anaknya.

“Saya ini lagi pulang kampung ke Jogja karena selama Covid-19 saya tidak pernah lihat istri dan anak-anak saya. Selain rindu sama keluarga ada juga urusan yang sangat mendesak”, kata dokter Azis melalui telepon selulernya.

baca juga : Wabup Enrekang Terima Piagam Penghargaan Sebagai Terbaik 3 Akselerasi Pembangunan Sulsel

“Jadi kalau ada yang mau di operasi untuk sementara di rujuk dulu kerumah sakit lain”, tambahnya.

Selama dokter anastesi tak berada ditempat, tidak ada aktifitas layanan operasi karena pada dasarnya dokter anastesilah yang bertanggungjawab untuk tindakan operasi. Meski ada penata anastesi di RSUD namun pada Standar Layanan Operasional (SOP) tidak dibenarkan penata anastesi melakukan anastesi. Keberadaan penata anastesi sebenarnya hanya mendampingi dokter anastesi.

“Saya penanggungjawabnya. Sebenarnya ada penata anastesi tapi mereka juga takut kalau saya tidak ada, Mereka takut kalau ada apa-apa nanti terjadi pada saat operasi berlangsung”, lanjutnya.

Dokter Azis mengakui keberangkatannya ke Jogja atas ijin Kabid Pelayanan RSUD Maspul, dr. Haerul.