oleh

KKP Gandeng Norwegia Garap Potensi Marikultur Di Indonesia

JAKARTA, koranmakassarnews.com — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot potensi marikultur di Indonesia salah satunya melalui kolaborasi dengan pemerintahan Norwegia melalui proyek Sustainable Marine Aquaculture Development Project in Indonesia.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menyatakan bahwa keuntungan geografis dan potensi yang dimiliki oleh Indonesia menjadikan sektor kelautan dan perikanan sebagai salah satu pondasi ekonomi bangsa. Hal ini tercermin dari nilai produk domestik bruto perikanan tahun 2019 yang mencapai hingga 2% dari total PDB nasional.

“Sebagai salah satu produsen akuakultur terbesar di dunia, Indonesia masih memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang, terutama di sektor marikultur. Tercatat dari 12,1 juta ha total potensi lahan marikutur, baru 325.825 ha lahan yang termanfaatkan, atau baru sekitar 2,6% dari total potensi lahan,” lanjut Slamet.

Menurut Slamet, guna menarik investor masuk ke sektor perikanan Pemerintah telah melakukan langkah strategis, seperti percepatan penyederhanaan dan sinkronisasi perizinan lintas sektor yang dipantau langsung oleh Presiden.

“Melalui program kerja sama dengan Pemerintah Norwegia diharapkan dapat mengembangkan sektor marikultur di Indonesia dan menarik investor khususnya dari Norwegia untuk dapat bekerja sama mengoptimalkan potensi yang ada” jelas Slamet.

baca juga : KKP Gandeng Australia Tingkatkan Poduktivitas Rumput Laut Nasional

Slamet menilai bahwa kerja sama dalam bidang marikultur dengan Norwegia merupakan langkah yang tepat karena telah berpengalaman selama puluhan tahun dan berkembang menjadi salah satu produsen marikultur terbesar di dunia.

“Dalam bidang marikultur, Indonesia telah berhasil mengembangkan dengan baik komoditas seperti rumput laut, kakap putih, dan bawal bintang. Ke depan kita akan terus dorong pengembangan komoditas laut lain yang potensial seperti kerang yang memiliki tingkat kesulitan yang tidak terlalu tinggi dalam proses budidaya, tidak mengonsumsi pakan buatan serta memiliki kelebihan dapat menjernihkan air laut” tutup Slamet.