oleh

Sejarah, ISKI dan ASPIKOM Dilantik Bersama di Unhas

MAKASSAR, koranmakassarnews.com — Untuk pertama kali, pengurus Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dan pengurus Asosiasi Pengelola Pendidikan Tinggi Komunikasi (ASPIKOM) dilantik bersamaan di Gedung IPTEK Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Rabu (01/12/2021).

Yakni Pengurus Daerah ISKI Sulsel yang diketuai Dr. Syamsu Rizal atau Deng Ical sebagai ketua dan ASPIKOM Korwil Sulselbar, yang diketuai Dr. Muh Akbar atau Bang Ompe.

Hadir yang melantik, Ketua Umum ISKI, Dr. Dadang Rahmat Hidayat serta Ketua Umum ASPIKOM, Dr. Muhamad Sulham (Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).

Serta dihadiri jajaran pengurus yang dilantik, diantaranya Dr. Firdaus Muhammad, Dr. Alem Febri Sonni. Dewan pakar ISKI, Asdar Tukan, Mario David Pn, S.Sos, MM, Zulkarnain Hamson, dan lain lainnya yang merupakan dosen dan profesional komunikasi lainnya yang familiar.

Dalam sambutannya, Alem Febri Sonni selaku Ketua Panitia menyamapaikan Sejarah terjadi antara ISKI dan ASPIKOM berkolaborasi dalam pelantikan bersama di Makassar.

“Sejarah ini dilantik bersamaan,” kata Sonni sapaannya diatas mimbar. Mantan Ketua KPID Sulsel ini melanjutkan bahwa alumni komunikasi memiliki misi persepsi pandangan yang sama. Dengan melegalitas asosiasi lembaga sebagai tempat mengacu dalam konteks ilmu.

“Dengan mengapresiasikan wacana kepemimpian nasional, sebagai amanah bangsa dan khususnya di Sulselbar,” tutup Sonni.

Pengurus menggunakan seragam putih-putih dengan hikmat dilantik secara bergiliran yang dimulai dari pengurus ASPIKOM Korwil Sulselbar, lalu ISKI Sulsel secara luring dan ISKI Sulawesi Tenggara (Sultra) secara daring.

Selanjutnya, setelah dilantik, digelar seminar nasional dengan pembicara Ketum ISKI, Ketum ASPIKOM, Ketua ISKI Sulsel, dan Ketua ASPIKOM Korwil Sulselbar dengan tema “penguatan mitigasi bencana dalam kurikulum pendidikan ilmu komunikasi”.

Seminar makin menarik dengan dipandu oleh Dr. Iqbal Sultan selaku moderator handal. Dalam uraian, bahwa peristiwa bencana yang terjadi bisa tambah diperparah dengan efek komunikasi.

Krisis komunikasi yang tidak dikelola dengan baik bahkan menimbulkan bencana komunikasi. Bagaimana orang luar cara pandangnya terhadap komunikasi.

“Menurut riset informasi kebencanaan yang ada sangat dangkal, framing, bicara bencana media kita dangkal dalam memberikan informasi. Tidak terlalu banyak penyebab yang di beritakan,” ungkap Dr. Dadang.

baca juga : Bertema Kolaborasi Perempuan, Fatayat Sulsel Gelar Pelantikan dan Rakerwil

“Terjadi bencana banjir, kebakaran itu dangkal, tidak terlalu banyak disampaikan apa penyebab kebakarannya. Media juga dalam konteks kebencanaan perlu dalam konsep jurnaliame solutif,” sambungnya.

Sementara Muh Sulham, menambahkan jurnalis dengan keilmuan komunikasi secara sistem, konsep dididik secara benar.

“Jadi memang jurnalis mencari hal yang tidak biasa. Karena kalau biasa-biasa bukan konsepnya,” jelasnya.

Saat ini ASPIKOM mengusulkan kurikulum mitigasi bencana dalam bidang komunikasi. (*)