oleh

Dukung MUI, MPII Sulsel Minta Aparat Tidak Izinkan Kampanye LGBT di Makassar

MAKASSAR, koranmakassarnews.com – Pimpinan Wilayah Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) Sulawesi Selatan meminta aparat kepolisian tidak memberikan izin pelaksanaan acara Panggung Seni IDAHOBIT yang rencananya akan digelar di Makassar pada 29 Mei 2022.

Akbar Hadi, Ketua Umum PW MPII Sulsel, menuturkan IDAHOBIT adalah sebuah gerakan kampanye yang ingin melegalkan prilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender atau disingkat LGBT. Hal ini tentu dapat merusak nilai luhur agama dan budaya ketimuran yang dianut oleh masyarakat Sulawesi Selatan.

“Kami meminta aparat tegas untuk tidak memberikan izin acara tersebut, apalagi saat sudah banyak elemen masyarakat yang melakukan penolakan,” kata Ahad sapaan Akbar Hadi.

Ahad pun menegaskan pihaknya akan turut mengawal sikap dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel yang secara tegas menolak kampanye LGBT. Dia mengatakan, LGBT adalah penyakit yang mana pelakunya harus diobati secara mental dan psikologi, karena telah menyalahi kodrat manusia. Binatang saja, kata dia, tidak suka berhubungan seksual sesama jenis.

“Kampanye ini juga berbahaya bagi generasi muda kita. Bisa saja pikiran mereka ikut terkontaminasi dengan kampanye LGBT yang dibungkus dengan dalih hak asasi manusia,” ujar mantan Pengurus GP Ansor Makassar ini.

Sebelumnya MUI Sulsel melalui Sekretaris Umum KH Muammar Bakry, menyatakan tegas menolak kampanye LGBT. Hal itu disampaikan melalui channel YouTube perihal Respon MUI Sulsel terhadap pengibaran bendera LGBT di Kedutaan Besar Inggris. Disebutkan perbuatan tersebut adalah dosa besar dan berbahaya bagi umat. Sehingga wajar jika ada penolakan dari masyarakat Indonesia.

“Ini sangat berbahaya apalagi kalau ada yang menganggap ini sesuatu yang biasa dan merupakan hak berekspresi. Jangan sampai kebebasan berekspresi dianggap sesuatu yang dijamin undang-undang tapi mengganggu kehidupan orang lain,” katanya.

Imam Besar Masjid Al Markaz ini menjelaskan, Allah SWT sudah memperlihatkan bagaimana kaum Sodom di Yordania diberi azab oleh Allah dan sisa peninggalannya masih ada sebagai pelajaran untuk umat manusia. Karena itu perlu dilakukan teguran dan dakwah sebagai pengingat bagi mereka agar apa yang terjadi di negeri Sodom tidak terjadi di daerah ini.

“Dalam hadits bahkan disuruh eksekusi mereka yang pelaku LGBT. Tapi eksekutornya ini adalah pemerintah yang diberi hak bukan warga biasa,” ucap KH Muammar.