oleh

Jadi Narasumber Simposium Virtual Unhas, Wagub Sulsel Paparkan Kesiapan Pemprov Hadapi Covid-19

TORAJA, koranmakassarnews.com — Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Andi Sudirman Sulaiman, kembali berkantor di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Perwakilan Kabupaten Tana Toraja, Selasa (1/9/2020). Orang nomor dua di Sulsel itu berkantor di Toraja saat menghadiri Simposium Nasional Kesehatan, Ketahanan Pangan dan Kemiskinan secara virtual melalui aplikasi Zoom, Selasa, 1 September 2020.

Sebelumnya, 31 Agustus 2020, Wagub Sulsel berkantor dan mengikuti Rapat Koordinasi Dalam Rangka Pelaksanaan Sensus Penduduk September 2020 Provinsi Sulsel secara virtual. Simposium ini dalam rangka Dies Natalis ke-64 Universitas Hasanuddin, dengan tema Mengokohkan Peran Unhas Sebagai Humaniversity dalam Adaptasi Kebiasaan Baru. Simposium dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin.

Di kesempatan itu, Wagub Sulsel menjadi salah satu narasumber dengan membawakan topik Kesiapan Pemerintah Sulsel Menghadapi Pandemi Covid-19. Andi Sudirman mengaku, dirinya hadir mewakili Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah. “Kami bersama Bapak Gubernur selalu berkomitmen untuk menjamin dalam menghadapi dan pencegahan Covid-19, serta dalam beradaptasi kebiasaan baru,” ujarnya.

Dirinya menyebut, pandemi Vovid-19 ini mulai muncul di Sulsel pada bulan Maret lalu. Awal masuknya Covid-19 di Indonesia, kata dia, Pemprov Sulsel bergerak cepat. Dengan melakukan konsolidasi lintas instansi, pembentukan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, serta melakukan kebijakan refocusing (realokasi) anggaran kerjasama dengan lintas sektor.

Pemprov Sulsel pun melakukan upaya dengan menggelar rapat maraton membuat kebijakan untuk proses pemulihan penanggulangan Covid-19. Serta melakukan rehabilitasi pembangunan rumah sakit di Sulsel untuk penanganan Covid-19. Mengingat Pemprov Sulsel menyiapkan rumah sakit rujukan menangani pasien Covid-19 di Makassar. Namun masih ada beberapa RS di daerah yang memiliki RS untuk melayani pasien Covid-19. Dan rujukan dilakukan jika RS daerah tidak cukup memadai atau tidak bisa menangani pasien Covid-19.

Bahkan Pemprov Sulsel menyiapkan program wisata Covid-19. Dengan menyiapkan hotel-hotel sebagai tempat karantina ODP maupun OTG. Awal mulanya kenaikan pasien Covid-19, sempat dilakukan pembatasan sosial (social distancing). Hingga membuat ekonomi menurun. Salah satunya, bisnis perhotelan. Banyak yang tutup dan merumahkan karyawannya.

baca juga : Wagub : Toraja Harus Jadi Terdepan Pembangunan di Sulsel

“Kami (Pemprov Sulsel) mengambil langkah membuka isolasi di Makassar, dengan memberdayakan hotel. Melalui program wisata Covid-19 yang dipusatkan di Kota Makassar. Dengan merujuk ODP yang bersentuhan (kontak) positif, jika RS daerah tidak cukup memadai atau tidak bisa menangani pasien Covid-19, maka dirujuk ke Wisata Covid-19,” jelasnya.

Dengan memusatkan lokasi isolasi, para pasien bisa ditangani dengan baik. Didampingi tenaga kesehatan yang mengontrol gizi dan olahraga. Tak hanya menggerakkan perekonomian pada hotel, juga terhadap UKM, bagi katering yang menyiapkan makanan yang bergizi untuk pasien yang dikarantina. Duta wisata Covid-19 ini, lanjutnya, bisa memberikan edukasi ke masyarakat terkait gejala dan pencegahan Covid-19.

Ia mengatakan, Pemprov Sulsel telah membuat Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 60 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 Provinsi Sulawesi Selatan. Bahwa saat ini, jumlah pasien di rumah sakit yang menangani Covid-19 mulai menurun. Angka reproduksi (rt) di Sulsel pun sudah mulai memperlihatkan angka dibawah 1.