MAKASSAR, koranmakassarnews.com – Fatmawati Rusdi datang dengan sederet modal untuk bertarung pada Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Makassar 2020. Maklum jika Wakil Bendahara Umum DPP NasDem ini diprediksi akan memberikan efek besar.
Penilaian itu datang dari akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Ibnu Hajar Yusuf. Menurutnya, Fatmawati Rusdi bukanlah figur yang lahir instan. Istri Rusdi Masse (RMS) merupakan sosok perempuan teruji pengalamannya, baik sebagai pengusaha, maupun politisi level nasional.
Fatmawati yang akan mendampingi mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, dinilai sangat berpotensi mendongkrak elektabilitas apabila sudah memassifkan sosialisasi pencalonan. Asal tahu saja, sejak mendapat rekomendasi dari partai NasDem dan Gerindra, duet dengan jargon “ADAMA” ini memang baru sebatas sosialisasi kepada masyarakat.
“Kalau sudah bergerak, pasti pengenalannya akan ikut menanjak, dan bisa diikuti peningkatan elektabilitas. Ini yang harus diwaspadai para bakal rivalnya,” kata Ibnu Hajar kepada awak media.
Dosen sosiologi komunikasi ini berujar, Fatmawati juga bisa meningkatkan elektabilitas Danny Pomanto. Bukan sebatas pelengkap atau “ban serep”. Itu karena keduanya punya basis yang berbeda atau tidak beririsan.
Baca Juga : Kiprah Fatmawati Rusdi, dari Keluarga hingga DPR RI
“Kalkulasi politiknya berjalan. Mencari figur yang bukan ‘ban serep’ atau sekadar dipaksakan. Tapi memilih yang diyakini bisa menambah tingkat keterpilihannya. Dan harus diakui, Fatmawati punya potensi untuk itu. Belum masif bergerak saja, tapi respons sebagian masyarakat itu sangat bagus,” beber Ibnu Hajar yusuf.
Sepak terjang Fatmawati memang tak perlu diragukan lagi. Kesuksesan Rusdi Masse sebagai bupati dua periode di Kabupaten Sidrap, tak lepas dari konstribusi Fatmawati.
Fatmawati juga pengalaman di level nasional, yakni pernah menjadi Anggota DPR RI, dan sekarang dipercaya menjadi Wakil Bendahara Umum DPP Partai Nasdem.
“Dengan pengalaman yang dimilikinya itu, Fatmawati akan cepat beradaptasi. Bukan sesuatu yang baru baginya terkait dengan kepemimpinan. Pengalaman bertarungnya juga ada. Pernah maju jadi kandidat bupati di Sidrap, dan pernah menjadi caleg DPR RI di Dapil Jakarta,” Ibnu Hajar memaparkan. (*)