oleh

Kiprah Fatmawati Rusdi, dari Keluarga hingga DPR RI

MAKASSAR, koranmakassarnews.com – Keluarga adalah hal utama dan segalanya bagi Fatmawati Rusdi. Buktinya, meski didera rutinitas padat, ia selalu menyempatkan waktu bersama keluarga.

Banyak momen kebersamaan Fatmawati bersama sang suami, Rusdi Masse (RMS), beserta kelima orang anaknya jadi perhatian khalayak. Di Instagram pribadinya, @fatmawatirusdi, sosok kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 9 Mei 1980 itu tak jarang mengunggah aktivitas bersama keluarga.

Pernah dalam satu momen, usai menjalani masa reses sebagai anggota DPR RI (2014-2019) dan segala aktivitasnya di Kabupaten Sidrap sebagai istri bupati, Fatmawati menunaikan ibadah umrah bersama kedua anak perempuannya, Adinda Qanita Rusdi dan Alexandria Calysta Rusdi.

Pada kesempatan lain, di tengah kesibukan mengikuti Pilkada Sidrap 2018, Fatmawati menyempatkan menghadiri wisuda anak pertamanya di Sekolah Dasar Global Islamic School, Jakarta. Muammar Ferri Rae Gandi adalah anak pertama Fatmawati yang lahir di Jakarta 4 Februari 2006. Fatmawati khusus ke Jakarta menghadiri wisuda anaknya itu.

Fatmawati mengatakan tak ada alasan bagi dirinya untuk tidak memperhatikan pendidikan bagi anak anaknya. Sebab, menurutnya, pendidikan itu harus dimulai dari keluarga.

Baca Juga : DP Beri Semangat Kemenangan di Hadapan Petinggi Partai NasDem-Gerindra

Nyatanya, Fatmawati yang juga biasa disapa Ibu Titi tak sekadar memberikan perhatian penuh kepada keluarganya. Kepada masyarakat, saat dirinya menjadi pejabat, juga diberikannya secara total.

Hal itu mendapat pengakuan langsung dari masyarakat. Khususnya untuk pembinaan dan pemberdayaan perempuan dan anak usia dini. Fatmawati banyak membuat terobosan saat menjadi Ketua PKK Kabupaten Sidrap.

Mulai dari peningkatan mutu pendidikan anak, peningkatan kesejahteraan rakyat, peningkatan intelektual, hingga pemberantasan buta aksara Al-Qur’an. Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya, Jawa Barat, itu tak ingin ada warga yang buta aksara Al-Qur’an.

Maka lahirlah kemudian program pemberantasan buta aksara melalui melek Al-Qur’an. Program ini tidak memandang usia, tua-muda, anak-anak, atau remaja. Semua tersentuh. Atas hal itu, banyak tokoh agama melontarkan pujian.