oleh

Pembelajaran Keberhasilan dan Kegagalan Rehabilitasi Mangrove di Kota Makassar

Untuk perawatan yang dilakukan adalah pengecekan bangunan rekayasa untuk memastikan masih berfungsi dengan baik, pembersihan sampah serta alga pada waring dan penguatan waring serta dilakukan penyulaman.

Beragam pembelajaran keberhasilan dan kegagalan didapatkan dari kegiatan ini. Catatan terpentingnya adalah rehabilitasi mangrove tidak hanya sekedar melakukan penanaman tapi terlebih dahulu memahami lokasi dengan baik kemudian mengatasi faktor gangguan dan menerapkan metode yang tepat.

“Pembelajaran keberhasilannya adalah penanaman dengan jenis beragam lebih efektif khususnya jika berbicara zonasi, penanaman dilakukan pada area yang tidak terlalu jauh dari pohon mangrove yang sudah tumbuh dan memiliki ketinggian substrat yang sama,” ungkap Subhan.

Proses monitoring dan perawatan hasil rehabilitasi mangrove (6)

“Bangunan rekayasa untuk mengatasi faktor gangguan membantu mangrove tumbuh dengan baik serta tinggi substrat bertambah. Pemasangan waring efektif untuk merangkap bibit-bibit yang terbawa arus untuk kemudian tumbuh di lokasi yang sesuai,” Subhan menambahkan.

Pembelajaran kegagalannya, bangunan rekayasa mengalami kerusakan terkena gelombang besar pada periode Desember hingga Januari. Bibit yang ditanam di luar APO hilang disapu ombak.

“Tidak disarankan untuk melakukan penanaman pada bulan September – Januari di wilayah pesisir utara Kota Makassar dan sekitarnya. Penanaman di daerah berlumpur yang dulunya bukan area  wilayah mangrove dan ketinggian substratnya sangat rendah tidak direkomendasikan untuk ditanami,” ujar Subhan.

baca juga : Rakorbin SDM Tahun 2023, Polres Takalar Tanam Ratusan Pohon Mangrove

Sementara Nirwan Dessibali, Direktur Eksekutif YKL Indonesia menyampaikan pihaknya sangat terbuka untuk berbagai pembelajaran rehabilitasi mangrove di Lantebung khususnya kepada berbagai pihak yang berencana melakukan rehabilitasi di daerah berlumpur.

“Ini adalah situ belajar yang kami kembangkan bersama dengan masyarakat, berharap ini bisa menjadi referensi bagi berbagai pihak yang berencana melakukan rehabilitasi mangrove khususnya di Lantebung maupun di daerah sekitarnya serta di wilayah yang karakteristiknya sama,” jelas Nirwan. (*)