oleh

Perundungan Anak di SDN I Mangkura Makassar Disesalkan Karang Taruna Sulsel

MAKASSAR, koranmakassarnews.com — Perundungan anak kembali terjadi di SDN Mangkura I Makassar. Salah seorang siswa dan orang tuanya menjadi bahan bullyng di group whatsapp paguyuban.

Berawal dari adanya penawaran dan permintaan guru kelas pembelian alat peraga ke pengurus paguyuban untuk disampaikan ke orangtua siswa dengan biaya Rp. 40 ribu/siswa yang kemudian dibatalkan kembali oleh guru kelas atas saran dan masukan oleh orangtua siswa Zulkifli Thahir.

Ketua Karang Taruna Sulawesi Selatan, Harmansyah. menilai bahayanya perundingan atau bullying terhadap anak yang tentu akan berdampak pada psikologi anak di sekolah.

“Waspadalah dampak bullying karena kesenjangan sosial, ini perlu jadi perhatian serius bagi para pelaku pendidikan,” tulis dalam pesan WhatsApp Harmansyah kepada media di Makassar, sabtu (20/8/22).

Menurut Ketua Bappilu DPD Gerindra Sulsel ini bahwa kasus yang terjadi di SDN I Mangkura ini sungguh diluar nalar pemikiran ketika kita memposisikan diri sebagai orang tua.

baca juga : Dugaan Pungli, IWO Sulsel Bersama DPRD Makassar Sambangi SDN Mangkura I

“Foto murid diupload hanya gara-gara paguyuban yang sudah dibubarkan namun pada kenyataannya terus berlangsung dan tidak di tuntaskan itu gila, efek seperti ini bisa menimbulkan gangguan mental, rendah diri bahkan depresi kepada anak,” sesal pria yang biasa disapa Syal Merah ini.

Ketua Karang Taruna Sulsel ini minta kasus seperti perundungan ini harus diperhatikan dengan serius, tidak boleh dianggap sepele hal seperti ini.

baca juga : Paguyuban Modus Baru Praktek Pungli di SDN Mangkura I Makassar

“Ingat iuran paguyuban juga itu sifatnya partisipatif bukan suatu kewajiban, jangan sampai menimbulkan kesenjangan di dalam lingkungan pendidikan negeri seperti ini,” beber Harmansyah.

Dirinya paham soal kenyamanan anak tapi tidak semua memiliki tingkat perekonomian dan kemampuan yang sama.

“Yah kalau ada orang tua murid yang sok-sok mau kenyamanan anak yah disekolahkan di swasta aja dong yang punya fasilitas lebih, tindakan berlebih ini sekali lagi kami minta ditindaki dengan baik. Yang perlu dikedepankan adalah keserasian sosial bukan menimbulkan kesenjangan sosial,” kunci Harmansyah. (*)