oleh

Solihin Kalla Desak Polisi Usut Tuntas Fitnah Kepada JK

Percakapan itu awalnya menyinggung peristiwa tangkap tangan Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, oleh KPK yang dikomandoi Novel Baswedan. Setelahnya, suara yang diduga Danny Pomanto itu menyimpulkan bahwa penangkapan yang dipimpin Novel Baswedan itu erat kaitannya dengan JK dan Anies Baswedan.

“Kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap berarti JK (Jusuf Kalla) – Anies Baswedan. Maksudnya kontrolnya di JK,” katanya.

Percakapan itu mengalir lebih dalam hingga menyinggung para penguasa negeri ini. Menurut suara yang diduga Danny, JK secara tersirat telah menyerang Prabowo. Dan membenturkannya dengan Presiden Jokowi. Pasalnya, Prabowo yang merupakan Ketum Gerindra dan Edhy sebagai Waketum Gerindra disebut telah mengkhianati kepercayaan presiden.

“Artinya dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, akhirnya Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik,” tuturnya lagi.

Menurutnya, dengan ramainya pemberitaan terkait penangkapan Edhy selepas lawatannya dari Amerika dalam kasus suap benih lobster, isu bahwa JK merupakan aktor di balik kepulangan Rizieq Shihab pun perlahan menguap.

“Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser JK dan Habib Rizieq. Karena JK yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo. Coba siapa yang paling diuntungkan. JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan,” ujar rekaman yang begitu identik dengan suara Danny Pomanto itu.

baca juga : DP Tuding JK Dibalik Penangkapan Menteri KKP, Husain Abdullah: Danny Akan Berhadapan Dengan Hukum!

“Kemudian Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale disini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Kemudian (Prabowo) mengkhianati Jokowi. Jadi yang paling untung ini JK. Begitu memang chaplin. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hapal, apa yang dia mau main ini,” tegasnya kemudian.

Solihin Kalla dalam laporannya ke Ditreskrimsus Polda Sulsel menyertakan rekaman yang dimaksud dan diterima oleh Briptu Wahriandi pada Sabtu (05/12/2020).

“Kami sangat menyesalkan hal ini karena telah mencoreng harkat, martabat dan kehormatan Pak JK dan keluarga besar kami. Untuk itu kami meminta agar kepolisian segera  tanggap mengusut hal ini dengan cepat. Keadilan harus ditegakkan di negeri ini.”  pungkas Solihin. (*)