oleh

WALHI Sulsel : Kota Makassar Makin Rentan, Kritis dan Tak Berdaya Hadapi Musim Hujan

MAKASSAR, koranmakassarnews.com — Direktur Eksekutif WALHI Sulsel angkat suara dan memberi kritik kepada Walikota Makassar, Ir. Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto, terkait banjir yang terjadi di Kota Makassar. WALHI Sulsel tidak sependapat dengan pernyataan Danny Pomanto bahwa tidak terjadi banjir di Kota Makassar, melainkan genangan air yang cukup tinggi.

“Pernyataan itu bentuk kebingungan Walikota Makassar menghadapi banyaknya titik banjir di Kota Makassar dengan ketinggian yang bervariasi, genangan air itu ya banjir. Kalau ada volume air yang besar tertahan di suatu tempat atau wilayah karena berbagai faktor dan menyebabkan gangguan apalagi kerugian itu adalah banjir. Jadi nda usah mengatakan genangan air, karena itu keliru”, kata Al Amin dalam rilisnya, selasa (7/12/21).

Kalaupun Walikota mengatakan genangan disebabkan oleh kenaikan air laut, sehingga terjadi rob, maka itu merupakan salah satu faktor terjadinya banjir. Sejak lama, terutama saat adanya proyek reklamasi, rob kerap terjadi di Makassar yang menyebabkan air tidak dapat mengalir secara normal ke hilir, sehingga menyebabkan banjir.

Ditambah lagi dengan air kiriman dari Kabupaten Gowa yang meningkatkan ketinggian air di Kota Makassar dan daya dukung dan daya tampung Kota Makassar yang sudah sangat rendah. Kesemua itu merupakan penyebab terjadinya banjir di Kota Makassar.

Curah hujan yang tinggi bahkan cukup ekstrim 1-2 hari terakhir hanya merupakan pemicu yang sulit di intervensi. Oleh karena itu, faktor-faktor itu yang harus dibereskan, diatasi oleh pemerintah Kota Makassar agar banjir tidak terjadi di Kota Makassar.

“Saya kira, WALHI Sulsel telah memberi masukan dan catatan kepada Walikota Makassar saat beliau dilantik menjadi orang nomor 1 di Kota Makassar”, beber Al Amin.

Diketahui bahwa banjir yang terjadi di Kota Makassar saat ini telah membuat kantor WALHI Sulsel dan beberapa kantor NGO di Makassar juga sekarang telah tergenang air.

baca juga : Pastikan Logistik 3.600 Pengungsi Terpenuhi, Walikota Makassar Terjang Banjir Setinggi Dada

“Hal ini menunjukan bahwa Kota Makassar semakin rentan, kritis dan tak berdaya menghadapi musim hujan”, pungkasnya.

Dikutip dalam website resmi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjelaskan perbedaan banjir dan genangan.

Lapan menjelaskan, skala waktu banjir lebih lama dibanding genangan. Banjir umumnya terjadi dalam waktu lama yakni lebih dari 24 jam. Sementara itu, genangan hanya terjadi dalam waktu relatif singkat, kurang dari 24 jam.

Apabila dilihat dari skala ruangnya, ketinggian air saat terjadi banjir adalah lebih dari 40 sentimeter dan mencakup area yang luas yakni radius lebih dari 100 meter. Sedangkan ketinggian air ketika terjadi genangan biasanya kurang dari 40 sentimeter dengan radius area yang terkonsentrasi kurang dari 100 meter.

Banjir, menurut Lapan, disebabkan oleh faktor alam dan manusia dengan kombinasi yang kompleks, misalnya intensitan hujan yang tinggi dan kebiasaan warga membuang sampah ke sungai. (*)