oleh

21 Mei 1998 : Soeharto Mengundurkan Diri Sebagai Presiden Republik Indonesia

Para tokoh agama, budayawan, akademisi pun diundang ke Istana untuk dilantik menjadi anggota komite reformasi pada 19 Mei 1998. Kebanyakan menolak niatan dari Presiden Soeharto tersebut. Para tokoh melihat tuntutan makin meluas menghendaki reformasi total meliputi sistem politik, ekonomi, hukum, sosial, dan pemerintahan. Mengotak-atik kabinet tak akan memuaskan rakyat dan tak mampu menyelesaikan krisis.

Peristiwa Trisakti yang menewaskan 4 mahasiswa Trisakti terkena desingan peluru adalah bahan bakar utama. Martir yang memantik aksi-aksi lebih besar selanjutnya. Jakarta berkobar menumpahkan banyak darah anak bangsa. Pasca peristiwa Semanggi, tentara yang berhasil menggebuk mahasiswa, menyanyikan mars-mars TNI seakan telah memenangkan pertempuran melawan “musuh besar” bernama mahasiswa.

Masyarakat juga frustasi dengan kondisi sosial dan ekonomi yang memburuk. Pembakaran di mana-mana, penjarahan, bahkan paling memilukan bagaimana wanita etnis Tionghoa jadi korban pemerkosaan.

Asiaweeks dalam judul ‘Sepuluh Hari yang Mengoyak Indonesia’, mengungkap ada 1.188 orang tewas, 468 wanita diperkosa, 40 mall, dan 2.470 toko ludes dimakan api, serta tidak kurang dari 1.119 mobil dilaporkan dibakar atau dirusak pada masa itu. Sebuah gambaran tribulasi yang semakin parah dan menunggu penyelesaian mendasar. Pak Harto yang masih memiliki hati nurani tentu sangat terpukul dengan kejadian demi kejadian yang silih berganti.

baca juga : https://koranmakassarnews.com/20-mei-1908-budi-oetomo-berdiri-dan-diperingati-sebagai-hari-pendidikan-nasional/

Bagi Soeharto, beribu mahasiswa yang demo tidak terlalu merisaukannya. Tapi ketika rakyat secara massif sudah turun ke jalan untuk menjarah toko dan mall, bahkan diselingi dengan pembakaran, dan pemerkosaan, disitulah titik terakhir Soeharto tak kuat lagi melihatnya.

21 Mei 1998 tepat pada pukul 09.05 WIB, sebuah peristiwa penting yang akan mengubah arah perjalanan bangsa. Soeharto memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Presiden.

“Saya memutuskan untuk menyatakan berhenti dari jabatan saya sebagai Presiden RI terhitung sejak saya bacakan pernyataan ini pada hari Kamis, 21 Mei 1998,” Soeharto dalam pidato terkahirnya sebagai presiden Indonesia.

Kini menjelang 20 tahun reformasi, peristiwa ini tetap tidak pernah terlupakan. Soeharto, presiden terlama yang memimpin Indonesia selama 32 tahun akhirnya lengser.

Sesalah apapun Soeharto dalam jabatannya, rakyat tetap mengenang jasa beliau sebagai bapak pembangunan Indonesia. (sumber : https://tandapagar.com)