oleh

Aksi Unras AMARAH di Maros Terkait Kenaikan BBM Sempat Diwarnai Ketegangan

MAROS, koranmakassarnews.com — Aksi Unjuk rasa yang dilakukan oleh pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Maros Bersatu Tolak Kenaikan harga BBM sempat diwarnai ketegangan antara pengunjuk rasa dengan kepolisian saat ingin menahan mobil truk yang lewat untuk dijadikan panggung orasi di depan lampu trafic light perempatan toko inti foto Maros, selasa (06/09/20).

Organisasi yang tergabung dalam aliansi tersebut diantaranta Pengurus Cabang PMII Maros, Pengurus Cabang IMM Maros, Sapma Pemuda Pancasila Maros, Badan Eksekutif Mahasiswa STAI DDI Maros, dan Komunitas Ojol.

Menurut Muhammad Chaidir selaku Ketua Cabang PMII Maros mengatakan dalam orasinya kebijakan menaikkan Bahan Bakar Minyak yang dilakukan oleh  Presiden Joko Widodo merupakan kebijakan fatal yang diambil selaku kepala negara dan kepala pemerintahan.

“Presiden sudah melukai hati rakyat indonesia dengan sengaja menaikkan harga yang sangat signifikan. Ini menunjukkan ketidakmapuan presiden mengelolah negara. Dari awal kami melihat presiden seolah berada dalam kontrol elit partai pendukungnya sehingga kebijakan yang dilahirkan merupakan kebijakan yang menguntungkan elit politik yang berada diruang lingkup kekuasaan. Kalau bapak prsiden tidak mampu mensejahterakan rakyat Indonesia lebih baik mundur saja”, tegasnya.

Kapolres Maros ditengah pengunras

Hal senada juga diungkapkan oleh Muhammad Khairullah selaku jendral lapangan mengatakan aksi unjuk rasa yang kami lakukan hari ini merupakan bentuk keberpihakan kami kepada masyarakat kecil khususnya nelayan, petani dan komunitas ojol. Dari kenaikan harga yang dilakukan oleh pemerintah pusat seolah olah ingin mematikan perekonomian nelayan dan petani secara tidak langsung karena mereka menggantungkan hidupnya dari bahan bakar subsidi tersebut.

“Sudah 2 periode Jokowi memimpin negara ini dan sudah 12 kali juga menaikkan BBM dengan alasan negara tidak mampu lagi mensubsisdi rakyatnya. Hal ini juga menunjukkan ketidakmampuan dia memimpin rakyat Indonesia. Padahal yang terpenting dari kenaikan BBM adalah penuntasan kasus mafia solar yang masih berkeliaran di kabupaten Maros”, tambah Khairullah.

Dari sekian banyaknya mafia yang ditengarai memonopoli pengambilan di SPBU tak satupun yang berhasil diungkap oleh kepolisian resort Kabupaten Maros. Maka dari itu kami meminta dengan tegas kepada bapak kapolres segera menindaklanjuti dan menangkap para mafia BBM ini, pungkasnya.

Ditempat berbeda Hj. Fatmawati, S.M mengatakan kami dari legislatif siap menerima aspirasi dari Aliansi Mahasiswa Maros (AMARAH) menolak dan mengawal aspirasi tersebut sampai ke DPR RI. Wakil Ketua DPRD Maros ini mengatakan aspirasi yang dibawa AMARAH hari ini sama persis dengan aspirasi yang sama dari HMI dan tuntutan itu sudah disampaikan ke DPR RI.

baca juga : Harga BBM Naik, HMMI Sulselbar Boikot SPBU Pertamina

Dalam aksi unras itu Kapolres hadir langsung ditengah tengah para kerumunan mahasiswa untuk memastikan para pengunjuk rasa bisa menyampaikan aspirasi dan yang menjadi tuntutan mahasiswa dalam keadaan aman dan nyaman supaya bisa disalurkan dengan baik tanpa mengganggu jalannya lalu lintas.

Selain memimpin kegiatan pengamanan Kapolres Maros AKBP Awaludin Amin, S.I.K juga terlibat langsung melakukan pengaturan arus lalulintas hingga membuat seragamnya basah kuyup akibat keringat yang terus bercucuran guna memastikan terjaminnya keselamatan masyarakat dari kemacetan lalu lintas yang diakibatkan oleh pengunjuk rasa.

Sebagai komitmennya Kapolres Maros meminta kepada seluruh jajaran kepolisian mulai dari perwira sampai bintara agar tidak berani bermain apalagi melindungi para mafia solar karena itu merupakan pelanggaran yang sangat berat.  (Aziz)