oleh

Alihfungsi WC Umum, Warga Desak Disperindag Enrekang Copot Kepala Pasar Sadu

ENREKANG, koranmakassarnews.com — Salah seorang warga di Pasar Sudu kecamatan Alla Enrekang, Arby yang juga merupakan aktivis mengakui Pasar Sudu sebagai sentra Ekonomi agropolitan di Kabupaten Enrekang namun telah salah urus oleh oknum oknum yang sering mengambil kebijakan dan dinilai terlalu arogan.

Malah menurut Arby oknum tersebut juga di duga melakukan tindakan koruptif dimana salah satunya yakni mengalihfungsikan fasilitas WC umum yang harusnya diperuntukkan untuk fasilitas masyarakat umum menjadi tempat penggilingan daging bakso dan gudang penyimpanan telur.

“Keberadaan pabrik penggilingan tersebut sangat mengganggu aktivitas penghuni warung sekitar pasar terutama yang ada di lantai 1, bahkan di duga ada kegiatan penjualan lapak lapak yang di lakukan oleh  aparat kepala pasar”, ungkap Arby, selasa (13/7/21)

Foto : WC umum di Pasar Sadu Enrekang

Dirinya berharap sebagai warga asli pasar Sudu untuk mengembalikan fungsi WC umum itu dan bijaklah dalam mengelola fasilitas dipasar seperti lapak lapak dan setidaknya atas nama warga dirinya meminta kepada kadisperindag agar bisa melakukan pergantian kepala pasar.

Ditempat yang berbeda Kepala Pasar Sudu, Bahar saat dikonfirmasi membantah tudingan warga terhadap didirnya mengenai jual beli lapak lapak. Sebagai kepala pasar dia mengakui hanya mengatur agar pengelolaan dan fasilitas dalam proses perdagangan bisa berjalan dengan nyaman.

Terkait wc yang dilaihfungsikan, kata dia hanya sementara sebab wc tersebut memang belum pernah di fungsikan semenjak selesai dibangun. Akibatnya warga di Pasar Sudu mendesak agar dirinya sebagai Kepala Pasar segera dicopot.

“Sebenarnya saya sudah beberapa kali mengajukan surat pengunduran diri ke Bupati namun sampai saat ini belum ada persetujuan dari Bupati”, tutur Bahar.

baca juga : Bupati Enrekang Bersama P4S Laskar Pelangi Tanam Padi Gunakan Rice Transplenter

Sementara Subiyanto, kepala bidang yang menangani pasar Disperindag Enrekang mengatakan petugas dan menajemen pasar dalam mengambil kebijakan tidak pernah  enyampaikan ke bidang, entah kalau penyampaiannya ke UPT pasar.

“Saya hanya mendapatkan informasi dari staf yang melakukan pendataan dan kebetulan mau buang air ternyata mendapatkan fasilitas toilet sudah dijadikan gudang telur dan penggilingan daging malah ada juga informasi berupa laporan dari masyarakat bahwa ketika ada masyarakat yang ingin menggunakan toilet, oknum oknum ini memungut bayaran penggunaan toilet”, jelas Subiyanto,

Semua kebijakan yang dilakukan oleh oknum di lapangan sama sekali tidak ketahuinya selaku kepala bidang dan apapun alasannya fasilitas umum tidak boleh di salah gunakan, toilet adalah tempat buang air bukan untuk gudang telur apalagi tempat usaha penggilingan daging, tutup Subiyanto. (FK)