oleh

Bermanfaat, Nelayan di Kota Makassar Kembali Tutup Sementara Lokasi Penangkapan Gurita

“Kami kembali bersepakat untuk menutup karena sebelumnya hasilnya sangat baik. Wilayah yang ditutup sekarang sekitar 30 hektar di perairan taka biring batu Pulau Lanjukang,” kata Jala.

Menurut Jala, pada saat pembukaan lokasi buka tutup yang ketiga, hasil tangkapan nelayan gurita meningkat dan ukurannya besar. Selama sepekan, rata-rata penjualan gurita satu orang nelayan dalam sehari mencapai 300 sampai 500 ribu.

“Bukan hanya meningkat pendapatan, tapi terumbu karang juga semakin baik, semakin banyak penyu di laut dan datang bertelur di pulau,” ujar Jala.

Sementara Erwin, salah satu nelayan Pulau Langkai, menyampaikan seluruh kegiatan penangkapan dilarang pada area buka tutup selama 3 bulan, kecuali pemancing dengan kapal yang terus bergerak.

“Hanya saja tantangan kami adalah adanya nelayan dari luar yang datang beraktivitas di lokasi buka-tutup dan seringkali datang di malam hari, sehingga sulit untuk diawasi,” katanya.

Menurut Nirwan Dessibali, Direktur YKL Indonesia, salah satu dampak pelaksanaan sistem buka-tutup ini adalah terjadinya pemulihan ekosistem terumbu karang dengan meningkatnya tutupan 5-10% karang hidup.

baca juga : Nelayan Maros Menanti Realisasi Dari Tuntutan yang Disampaikan Langsung di Depan Presiden RI

“Sistem buka tutup menekan ancaman aktivitas penangkapan menggunakan bom, bius dan eksploitasi berlebih. Hal ini membuat ekosistem pulih dan mengurangi ancaman spesies yang terancam punah,” ungkapnya.

Nirwan menyampaikan, wilayah yang ditutup sementara hanya sebagian kecil dari area tangkapan. Sehingga nelayan tetap bisa melakukan penangkapan gurita ataupun jenis lainnya diluar area penutupan.

Dalam penutupan ini turut hadir perwakilan BPSPL Makassar, CDK Mamminasata, Dinas Perikanan Kota Makassar, Lurah Barrang Caddi, Penyuluh Perikanan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa. Para pihak bersama dengan masyarakat menandatangani kesepakatan bersama penutupan sementara. (*)