oleh

Bertemu IDI Jawa Timur, Doni Tak Ingin Ada Lagi Nakes Gugur Akibat COVID-19

Di sisi lain, dalam upaya penanganan COVID-19, Doni yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta agar Rumah Sakit memiliki sistem yang lebih baik. Sehingga dalam hal ini tenaga medis dan kesehatan lainnya dapat lebih optimal bekerja dari segi waktu dan kualitas.

Selain itu, dia juga meminta agar tidak semua pasien suspek dicampur dengan mereka yang dinyatakan positif COVID-19.

“Kami berharap Rumah Sakir dapat memilki sistem yang lebih baik, kalau Pasien Dalam Perawatan (PDP) masih dikelompokkan dengan mereka yang positif COVID-19 maka sama saja membiarkan penularan menjadi semakin parah,” tegas Doni.

Sebagai panglima perang melawan COVID-19, Doni tidak ingin lagi para dokter dan tenaga medis menjadi korban. Ibarat perang, Doni menganggap bahwa mereka adalah senjata yang paling penting.

“Kita sangat ingin agar dokter tidak ada yang jadi korban. Ibarat perang, dokter adalah senjata kita yang paling penting
Dari awal kita sudah membantu dan mendukung dengan hal terbaik bagi para dokter,” kata Doni.

Dalam hal ini, Doni juga mendapat laporan bahwa para dokter yang gugur justru bukan dari mereka yang menangani COVID-19 seperti dokter gigi, dokter umum lainnya. Beberapa di antaranya dinyatakan terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 karena melayani pasien yang ternyata mereka adalah Orang Tanpa Gejala.

Oleh sebab itu, dia juga meminta agar apapun peran dokternya harus memakai APD ketika melayani masyarakat. Selain itu, Doni juga mengimbau agar pembagian waktu praktek dibatasi sehingga potensi penularan dapat dicegah.

“Harus dibatasi dokter yang melayani penanganan COVID-19 harus dibatasi hanya beberapa jam. Apabila perlu dapat dibantu dari luar wilayah Surabaya,” terang Doni.

baca juga : Ketua Gugus Tugas Puas Melihat Kesiapan BPSDM Jatim Sebagai Rumah Pusat Observasi COVID-19

Sebagaimana yang terus dikatakan Doni Monardo bahwa tenaga kesehatan mulai dari dokter, perawat, tenaga laboratorium, tenaga farmasi dan sebagainya adalah garda terakhir dalam peperangan melawan COVID-19. Dalam hal ini masyarakat justru menjadi garda terdepan, sebagai penentu apakah dokter harus menangani mereka atau tidak.

Oleh sebab itu, masyarakat juga diharapkan dapat menggalakkan pencegahan penyebaran COVID-19 melalui penerapan protokol kesehatan dengan baik dan disiplin. Selain itu juga dengan menjaga daya tahan tubuh dan imunitas melalui aktivitas olahraga dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional