oleh

BKKBN Sulbar Bersama Komisi IX DPR RI Kampanyekan Penurunan Stunting ke Millenial

MAJENE, koranmakassarnews.com — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulbar bersama Anggota Komisi IX DPR RI Andi Ruskati Ali Baal menggelar Kampanye Penurunan Stunting di SMK 5 Majene, Minggu, 27 November 2022.

Pesertanya dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Kecamatan Banggae dan Banggae Timur Jalur Pendidikan dan Jalur Masyarakat sebanyak 100 orang.

Kepala BKKBN Sulbar Nuryamin mengatakan, ada empat permasalahan yang saat ini dihadapi Sulbar, yakni, Angka stunting berada di posisi ke dua se Indonesia; angka pernikahan muda di posisi pertama se Indonesia, angka putus sekolah tertinggi se Indonesia; serta angka cacingan rangking pertama se Indonesia.

“Empat masalah besar inilah yang saat ini kita hadapi di Sulbar. Permasalahan ini tidak akan teratasi jika hanya pemerintah yang berperan. Di butuh seluruh komponen masyarakat untuk terlibat, termasuk PIK-R,” ujarnya.

Nuryamin menambahkan, PIK-R harus terlibat membantu pemerintah, khususnya membantu menurunkan angka pernikahan dini di Sulbar. Selain itu, kalian juga harus mengajak anak putus sekolah untuk kembali bersekolah. Ribuan anak yang putus sekolah di Sulbar. Bukan mereka tidak ingin bersekolah tapi faktor ekonomi yang memaksa mereka untuk putus sekolah.

“PIK-R sebagai garda terdepan dimasyarakat harus berperan aktif untuk membantu mengatasi permasalahan ini.

Kalian harus bisa terlibat dalam penyusunan Musrembang Desa. Perjuangkan permasalahan putus sekolah dan menikah muda,” tambahnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Andi Ruskati Ali Baal mengajak PIK-R tidak memikirkan pernikahan saat ini. Saat ini yang harus disiapkan adalah kualitas diri, belajar yang baik dan perluas wawasan agar menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas dan sehat.

baca juga : Legislator Gerindra Bersama BKKBN Sulbar Kampanyekan Percepatan Penurunan Stunting bagi Remaja

“Kita harus menata diri kita terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menikah. Kita harus bekerja terlebih dahulu. Kalau bisa kita harus sukses baru menikah agar permasalahan ekonomi sudah tidak kita rasakan lagi. Sehingga, kita bisa programkan kehamilan yang baik dan  melahirkan anak yang sehat tanpa stunting,” ujarnya.

Saat ini stunting sangat tinggi di Sulbar. Penyumbang utama stunting tinggi di Sulbar adalah pernikahan dini. Baru usia 14 tahun sudah menikah. Padahal usia ini masih masuk kategori anak.

“Saya mengimbau agar PIK-R menghindari pernikahan dini. Tak hanya menghindarinya, tapi juga harus bisa mengajak masyarakat yang ada disekitar kalian agar tidak menikah dini. Kalian harus bisa mencegah terjadinya pernikahan dini agar bisa memutus mata rantai stunting di Sulbar,” tambahnya.

Ia juga mengajak agar PIK-R menghindari seks bebas, Napza dan pernikahan anak secara dini. Karena jika kalian terjerumus maka masa depan kalian akan suram dan hancur. (*)