oleh

Bupati Jeneponto Pimpin Ratas Dalam Rangka Implementasi Pendidikan Anti Korupsi

JENEPONTO, koranmakassarnews.com — Dalam rangka implementasi pendidikan antikorupsi pada seluruh provinsi/kabupaten/ kota diseluruh Indonesia, bupati Drs. H. Iksan Iskandar M.Si didampingi Wakil Bupati H. Paris Yasir SE serta Sekda Dr. Syafruddin Nurdin M.Kes melaksanakan rapat terbatas (RATAS) bersama Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Bappeda, Kepala BPKAD, Kepala Badan Kesbangpol, Inspektorat, Perwakilan Kemenag dan Kabag Hukum di ruang rapat Wakil Bupati, Rabu (17/03/2021)

Sebelumnya diketahui dalam surat edaran komisi pemberantasan korupsi (KPK) tentang tindak lanjut pelaksanaan implementasi pendidikan antikorupsi tingkat kabupaten/kota diseluruh Indonesia diharapkan pemerintah kabupaten/kota agar segera menerbitkan perbub/perwali tentang pendidikan antikorupsi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama.

Dalam pendataan KPK, kabupaten Jeneponto termasuk salah satu daerah yang belum memiliki peraturan terkait pendidikan antikorupsi

“Hingga saat ini pemkab/pemkot yang bapak/ibu pimpin dalam pendataan kami belum memiliki peraturan terkait pendidikan antikorupsi tersebut”, dikutip pada surat Edaran KPK

Merespon hal tersebut pemerintah daerah (pemda) dalam hal ini bupati Drs. H. Iksan Iskandar M.Si didampingi Wakil bupati dan Sekda memimpin rapat terbatas bersama beberapa OPD terkait

Diawal rapat bupati menilai perbub tentang antikorupsi yang sudah ada sejak tahun 2020 meskipun pada tahap implememtasi masih perlu dievalusi serta dikaji secara komprehensif agar menuai hasil yang maksimal.

“Pemda telah membuat perbub sejak tahun 2020 mesti implementasi belum maksimal sesuai yang kita harapkan bersama. Bupati Jeneponto menekankan kepada Diknas dan jajarannya agar berkolaborasi dengan seluruh elemen di lapangan khususnya madrasah di bawah kendali Kementrian agama sehingga seluruh program berjalan secara terpadu secara vertikal dan horisontal untuk menemukan metode yang lebih ampuh dalam mengatasi korupsi”. tegas bupati

Ditempat yang sama sekda DR.dr. H.M Syafruddin Nurdin M.Kes menilai gerakan nasional revolusi mental yang dibreakdown menjadi inovasi daerah untuk menemukan metodologi pemberantasan korupsi secara efektif dalam bentuk perbup perlu untuk lebih konkrit sampai pada tahap implementasi di satuan pendidikan kita.