oleh

Bupati Luwu Bersama Satker JPN Wilayah 2 Sulsel Meninjau Lokasi Tanah Bergerak

LUWU, koranmakassarnews.com — Bupati Luwu, Dr. H. Basmin Mattayang tinjau langsung lokasi tanah bergerak pada Jalan Poros Palopo-Belopa yang berada di Desa Salu Paremang, Kecamatan Kamanre, Rabu (14/07/2021).

Akibat kejadian ini, bahu jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan wilayah Luwu Raya nyaris ambles ke sungai. Sepanjang 50 meter pada sisi kiri jalan dari arah Belopa nampak terbelah selebar kurang lebih 70 cm.

Dalam tinjauan tersebut, Basmin menyebutkan tujuannya melakukan kunjungan bersama instansi terkait untuk mengetahui secara langsung kondisi yang terjadi, dan menentukan langkah-langkah yang dapat ditindaklanjuti dengan segera.

Bupati Luwu tinjau lokasi tanah bergerak

“Ini sudah ada dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Selatan, mereka yang punya tupoksi karena ini jalan nasional,” ujar Basmin.

“Kalau ini jalan Kabupaten, mungkin hari ini langsung kita kerjakan,” imbuhnya.

Basmin juga menceritakan bahwa salah satu penyebab bergesernya tanah ini akibat tingkat kerawanan sungai dan kondisi tanah yang labil. Selain itu juga akibat tingginya curah hujan pada akhir-akhir ini serta minimnya pohon atau tumbuhan pelindung pada bantaran sungai.

“Perlu diketahui bahwa daerah ini bekas jembatan atau tanggul, waktu saya kecil jembatan ini sekitar 100 meter yang sering dilewati air ketika banjir. Jadi memang agak labil tanahnya,” papar Basmin.

baca juga : Sambangi Bawaslu Sulsel, Komisi I DPRD Luwu Siap Dukung dan Sukseskan Pilkada Secara Demokratis

Kapolres Luwu, AKBP Fajar Dani Susanto yang turut mendampingi Bupati Luwu menuturkan telah melakukan survei untuk jalur alternatif, namun jalanan sempit dan hanya bisa kendaraan kecil. Sehingga untuk sementara selama proses perbaikan, arus lalu lintas dibuat satu arah atau buka tutup jalan. Selain itu, jalanan juga akan diperlebar ke ruas kanan dari arah Belopa.

Proses pengerjaan masih menunggu tim konsultan perencanaan Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Selatan yang masih dalam perjalanan yang akan memeriksa menggunakan alat untuk mengetahui kondisi tanah agar dapat menentukan tindakan yang tepat untuk dilakukan perbaikan.

“Untuk tindakan darurat, arus lalu lintas dibuat satu arah dan menutup retakan tanah dengan terpal untuk mengurangi air yang masuk saat hujan,” jelas Yansen dari Satker PJN Wilayah 2 Prov. Sulawesi Selatan. (*)