oleh

Denny JA: Generasi Milenial Segera Menjadi Mayoritas di Indonesia, Apa Konsekwensinya ?

koranmakassarnews.com — Generasi milenial segera menjadi mayoritas di Indonesia . Akankah kita melihat Indonesia yang berbeda?

Kita mulai dulu dengan definisi. Apa generasi milenial itu? Istilah ini untuk mereka yang lahir setelah tahun 1981. Mengapa penting tahun ini, tahun 1981?

Itu awal mula mendominasinya dunia internet, dan meluasnya media sosial. Bisa dikatakan generasi milenial ini anak kandung dunia media sosial.

Mari merujuk data. Ini survei LSI Denny JA di tiga titik waktu yang berbeda, di tahun 2013, 2018 dan 2023. Ketiganya di bulan Agustus.

Di tahun 2013 jumlah generasi milenial masih 27,6%, masih minoritas. Tapi di tahun 2018, jumlah mereka menaik hingga 39,1%. Kini generasi milenial di tahun 2023, jumlahnya sudah 47,3%. Satu atau dua tahun lagi mereka segera menjadi mayoritas.

baca juga : Denny JA: Media Sosial Sebagai Pengeras Suara dan Datanya di Indonesia

Ketika mereka sudah menjadi mayoritas, maka kultur generasi milenial tak bisa lagi diabaikan. Bahkan perilaku mereka, pandangan hidup mereka, filosofi mereka itulah yang akan mendominasi.

Tiga hal yang menjadi ciri khas generasi milenial. Pertama, mereka sangat akrab dengan teknologi. Ketika mereka dilahirkan, dan mereka dibesarkan, sejak masih kecil, di era masa mahasiswa, dunia media sosial sudah di sana. Mereka tenggelam dalam dunia internet dan media sosial.

Akibatnya, karena memiliki akun media sosial, karena terbiasa mengirim pesan lewat akunnya, mereka terbiasa menjadi warga negara yang aktif.

Mereka aktif menyatakan dirinya. Aktif menyatakan gagasannya, mimpinya. Dan juga aktif menyatakan protesnya.

Kedua, generasi milenial juga kuat spirit entrepreneurshipnya. Jika pada generasi sebelumnya, buku-buku agama yang laris manis, pada generasi milenial, buku-buku yang laris manis mengenai enterpreneurship. Seperti bagaimana mencapai financial Freedom? Bagaimana menjadi kaya raya?

baca juga : Denny JA: Yang Tak memiliki Handphone di Indonesia Hanya 23,9 Persen

Ketiga, yang juga mencolok dari generasi mileneal adalah eksposnya pada keberagaman sangat tinggi sekali.

Ketika mereka melek mata mereka melihat begitu banyak hadir negara, budaya dan agama. Melalui Google, mereka mengetahui banyak sekali konsep soal Tuhan, soal politik dan soal life style.

Kondisi ini membuat mereka lebih terbuka kepada keberagaman.

Inilah kultur yang dibawa oleh generasi milenial. Jika mereka menjadi mayoritas di Indonesia, budaya Indonesia juga akan berubah. Dan mereka segera menjadi mayoritas!**