oleh

Denny JA: Jokowi Meninggalkan PDIP, Mengapa?

Dengan produk olahan, hilirisasi, industri domestik pengolahannya akan berkembang. Tenaga kerja terserap. Nilai produk bertambah.

Ketikan nanti kekuasaan Jokowi selesai di 2024, baik IKN ataupun Hilirisasi baru memasuki tahap awal. Presiden selanjutnya sangat menentukan apakah dua program besar Jokowi itu layu atau mekar.

Jokowi memiliki kriteria sendiri siapakah presiden berikutnya yang bisa meneruskan legacynya. Capres itu tentu tidak hanya berkomitmen dengan program itu, tapi juga punya karakter personal yang ia anggap sebagi kunci.

Ini yang acapkali Jokowi katakan: “Kita rakyat Indonesia butuh pemimpin yang tepat. Kita perlu pemimpin yang benar. Dan pemberani, yang berani, pemberani demi rakyat.”

Berkali- kali, Jokowi mengucapkan karakter penting pemimpin masa depan: pemberani, berani, pemberani!Itu karakter the next president yang Jokowi pilih.

baca juga : Denny JA: Video Palsu Jokowi dan Peran Artificial Intelligence di Pilpres 2024

Mengapa karakter pemberani menjadi kunci? Jokowi mengalami sendiri. Ketika ia memperjuangkan hilirisasi, misalnya, ia ditentang oleh Uni Eropa. Jokowi ditentang oleh IMF. Kekuatan internasional mengepungnya.

Mustahil program hilirasi bisa jalan tanpa keberanian seorang presiden Indonesia melawan dunia. Mustahil pula melanjutkan program IKN, tanpa keberanian melawan rintangan yang ada.

Ini tafsir kita mengapa Jokowi meninggalkan PDIP. Sebenarnya kata yang tepat bukan meninggalkan. Untuk kasus Pilpres 2024, Jokowi memiliki pilihan politik yang berbeda karena perbedaan kriteria karakter pemimpin yang diharap.

Jokowi agaknya memiliki penilaian. Bahwa Prabowo lebih bisa mewakili keberanian yang dibutuhkan untuk membawa Indonesia bersaing di dunia.*