oleh

Denny JA: Renungan Politik Elektoral 2023, Paling Banyak dikecam Tapi Malah Bersinar

Di wilayah itu, Gibran berpotensi mengurangi dominasi Ganjar di Jawa Tengah. Total pemilih Jawa Tengah sendiri adalah 14% suara.

Variabel kedua yang dapat membuat Gibran menjulang dan bersinar, walau dikecam, adalah soal rasio. Jumlah yang menyukai Gibran HARUS MINIMAL tiga kali lipat dari jumlah pembenci Gibran.

Peminat Gibran (Gibran Lovers) harus minimal tiga kali lebih banyak dibanding pembenci Gibran (Gibran Haters). Itu kunci bagi tokoh kontroversial untuk bisa menang dalam pemilu presiden atau pilkada.

Survei LSI Denny JA menunjukkan pada bulan Desember 2023, peminat Gibran sebanyak 78%. Sementara yang tidak suka atau sangat tidak suka, yaitu pembenci Gibran, sebanyak 15%.

Dalam kasus Gibran di atas, yang suka Gibran rasionya bahkan sudah lima kali lipat jumlahnya dibanding pembenci Gibran menurut data bulan Desember 2023.

Ini rasio yang aman untuk membuat Gibran tetap bisa terpilih walaupun jumlah pembenci juga cukup banyak.

Variabel ketiga, yang membuat Gibran berpotensi menjulang, walaupun dikecam, adalah potensi kapasitasnya yang terpendam.

Kapasitas itu terlihat ketika debat cawapres tempo hari. Awalnya, Gibran dipandang sebelah mata, dianggap anak bawang belaka.

baca juga : Denny JA: Mengapa Gibran Menang Debat Cawapres Perdana 2023?

Namun dalam fokus group discussion yang diselenggarakan LSI Denny JA, setelah selesai debat cawapres, mayoritas responden riset menyatakan bahwa Gibran dianggap lebih dominan, lebih memukau, lebih dianggap menang dalam debat cawapres itu.

Bahkan survei dari Indikator menyatakan Gibran menang telak dalam debat cawapres. Lebih dari 50% responden menganggap Gibran memenangkan debat.

Fenomena Gibran menjadi renungan politik sangat berharga di ujung tahun 2023. Tokoh yang paling banyak dikecam, paling keras diserang, justru menjadi tokoh yang paling bersinar, tokoh yang paling menjulang, setelah Prabowo Subianto.*