oleh

GAM Beri Warning Kapolri Baru

koranmakassarnews.com — Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aktivis Mahasiswa (GAM) melakukan aksi prakondisi di pertigaan jalan Pettarani dan Hertasning, sabtu malam (02/11/19) dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan “Warning Untuk Kapolri Baru”.

Beberapa tuntutan yang disampaikan mahasiswa dalam orasinya dan ultimatum terhadap Jenderal Pol. Idham Azis selama 30 hari kerja, Kapolri harus mampu untuk segera tuntaskan kasus Novel Baswedan, Kasus Papua dan kasus penembakan mahasiwa Kendari saat melakukan aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu.

Kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan salah satu penyidik senior KPK sudah berjalan selama 2 tahun namun belum mampu di ungkap hingga saat ini. Mahasiswa menganggap bahwa jabatan yang dulunya di emban oleh jenderal Pol. Idham Azis selaku Kabag Reskrim dinilai gagal.

Belum lagi kasus penembakan mahasiswa yang terjadi di kota Kendari yang mengakibatkan salah seorang dari massa aksi unjuk rasa meninggal dunia namun tidak ada upaya hukum yang cukup signifikan di berlakukan. Menyusul kemudian konflik Papua yang sampai saat ini masih bergejolak.

Tegas Anrias ado selaku Jenderal lapangan dalam orasinya mengatakan pengusulan tunggal Idham Azis yang saat ini sudah di tetapkan sebagai Kapolri sejak 1 November 2019 ada konspirasi yang dibangun oleh sekelompok elit sehingga dinilai sangat di politisasi, dan jika selama 30 hari kerja Kapolri baru namun tidak mampu untuk mengungkap beberapa kasus yang menjadi tuntutan kami, sebaiknya mundur saja dari jabatannya.

Sementara Panglima Besar Gerakan Aktivis Mahasiswa Muhammad Ilyas Jhoni menambahkan, di lain sisi kita juga tidak bisa melupakan darurat demokrasi dan kemanusiaan yang terjadi di Papua dengan akses internet saat gejolak gerakan rakyat Papua semakin besar meneriakkan penolakan rasisme.

baca juga : Mahasiswa Makassar Demonstrasi Tuntut Kenaikan Iuran BPJS Tidak Dilakukan

“Banyaknya akun hoax yang melakukan pemberitaan tentang situasi terkini di Papua menjadi dalih pemerintah”, cetus Ilyas Joni.

Begitu banyak rakyat Papua yang menjadi korban dari aparat adalah dampak dari eksploitasi SDA. seharusnya pemerintah tidak menutup-nutupi apa yang terjadi disana, apalagi menambah pasukan dengan alasan penebalan untuk mengkondusifkan situasi di Papua, tegas Ilyas dalam orasinya.

Hingga berita ini diupload, aksi prakondisi GAM ini berjalan tertib namun cukup memacetkan ruas pertigaan jalan tersebut. (wisnu)