oleh

Hadir di Dialog KNPI Maros, FKPT Sulsel Sebut Korban Terpapar Radikalisme di Dominasi Anak Muda

Agus menjelaskan, dalam pembinaan ASN memang selain ketat dalam hal seleksinya, juga kita lakukan pembinaan. Sebelumnya juga ada ASN yang terlibat ormas terlarang yakni GAFATAR.

Ketua FKUB Maros, Hamannan menjelaskan bahwa bukan kali ini saja ada warga Maros yang diamankan akibat terpapar radikalisme. Tentu dengan dikebumikannya pelaku bom katedral Makassar di Maros juga menjadi bukti hal tersebut. ini menjadi kesekian kalianya. Polanya juga ada yang sengajá datang dan tinggal di Maros. Polanya bahkan ada sampai menjadi Pembina Masjid, namun beberapa bulan kemudian diamanten pihak Densus 88. sebelumnya juga GAPATAR juga banyak di Maros, bahkan petingginya berasal dari Maros. Tentu kita semua harus waspadai, kita harus saling mengingatkan.

“Dalam mencegah penyebaran paham radikalisme, Kita harus memahami toleransi beragama secara tepat. bukan agama yang ditoleransikan, tapi kehidupan beragama. dikembangkan yakni moderasi atau biasa diisitilahkan wasatiyah”jelasnya.

Sementara itu Koordinator Bidang kepemudaan FKPT Sulsel, Suaib menjelaskan bahwa korban yang paling banyak adalah anak muda. Mereka menjadi sasaran dari penyebaran paham radikalisme itu sendiri. Olehnya itu, kami mengapreasi KNPI Maros mengadakan kegiatan ini sebagai Bagian dari Tanggung jawab sosial melakukan upaya pencegahan penyebaran paham radikalisme dan terorisme.

baca juga : DPP KNPI dan Pimpinan OKP Mengutuk Keras Penyerangan Israel dan Seruhan Jihad

“Secara sederhana, tingkatannya dimulai dengan sikap intoleran, kemudian jadi radikal dan setelahnya menjadi teroris. Mereka menggunakan 3 pilar dalam doktrinasi yani radikal keimanan, didukung pilar jihad, menegak khilafiah Islam. Olehnya itu, kita harus mengenali ciri -cirinya agar dapat melakukan pencegahan. Kalau ada teman kita yang mendadak anti sosial, berkumpul dengan komunitas rahasia. Patut kita waspadai” jelasnya.

Suaib menambahkan, Langkah sederna yang kita lakukan saat ini sebagai pemuda dengan memperkuat literasi digital tentang moderasi agama.begitu pun nilai kearifan lokal. Selama kearifan lokal mesih kat, sanat sulit terpapar radikalisme.

Ketua KAHMI Maros, Yunus tiro menjelaskan bahwa berpikir radikal dan paham radikalisme itu bereda. Kalau mahasiswa kritis itu harus radikal, tapi bukan radikalisme seperti yang dianut Oleh teroris. Makanya, jarang orang yang kritis itu terpapar radikalisme dan terorisme.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa salah satu pemicu gerakan seperti ini adalah ketidakadilan. sehingga memang butuh berbagai pendekatan dalam pencegahan dan penanganannya. Kita juga patut kritis, jangan sampai ada saudara kita yang hanya menjadi korban terjastifikasi teroris. Itu täta perlu pendampingan” jelasnya.

Yunus menambahkan, untuk upaya pencegahan ini pemerintah harus menerapak tiga langkah yakni pembinaan ideologi, pembinaan keagamaan dan pengembangan kemandirian ekonomi masyarakat (kewirausahaan)

Adapun kegiatan ini dihadiri puluhan berbagai organisasi mahasiswa dan kepemudaan di Kabupaten Maros Serta live di panpage Facebook KNPI Maros. Kegiatan yang turut didukung Polres Maros ini menerapkan protokol kesehatan. (*)