oleh

Ibu Wati Mampu Hidupi Dua Anaknya Dengan Jual Beli Teripang

MAKASSAR, koranmakassarnews.com — Kasmawati atau biasa dikenal ibu Wati ini meneruskan bisnis jual beli teripang sejak menjadi seorang single parents dengan dua orang anaknya sejak sang suami meninggal dunia tahun 2015 silam.

“Awalnya ini bisnis suami saya, tapi sejak dia meninggal, dan saya juga waktu itu dalam keadaan tidak punya kerjaan, ditambah lagi ada dua anak yang harus saya urus, terpaksa saya harus menggantikan dia dengan kembali menjalankan bisnis ini demi mencukupi kebutuhan hidup”, tuturnya.

Berbisnis jual beli tripang dilakoni seorang diri dan bisnis ini dijalankan dirumahnya sendiri, sehingga para konsumen maupun produsen harus datang ke rumahnya untuk membeli atau menjualnya.

“Dulu waktu suami saya masih ada, dia yang pergi keliling mencari dengan menjual teripangnya ke orang-orang, tapi sejak dia tidak ada, semuanya saya jalankan dirumah saja karena ada anak-anak yang tidak bisa saya tinggalkan” ujarnya.

Setiap hari ibu Wati mampu menjual hingga 10 kg teripang dengan keuntungan rata-rata 50 ribu hingga 100 ribu perkilogramnya. Namun hal ini tidak menentu, apalagi dalam dunia bisnis, jual beli teripang ini tidak selalu berjalan mulus, tidak hanya ada keuntungan tapi ada juga kerugian yang dialami.

Karena keinginan konsumen yang berbeda-beda dan juga produsen yang menjual ke ibu Wati hanya membawa satu jenis teripang saja, hal ini terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga membuat ibu Wati mengalami kerugian.

baca juga : Peluang Bagi Pengusaha Manfaatkan e-Katalog dan Toko Daring untuk Pengembangan Bisnis

“Biasanya saya beli teripang dari apa yang dicari pembeli kemarin tapi saat ini tidak ada, jadi saya beli satu jenis teripang yang dicari, tapi pada saat pembeli itu datang lagi, bukan jenis teripang yang waktu itu lagi yang dia cari, justru jenis teripang lain lagi yang dia cari, jadinya kadang saya rugi kalo begitu”, keluh bu Wati.

Penjualan ibu Wati juga sempat terhenti pada saat wabah covid-19 mendera selama dua tahun. Berhenti menjalankan bisnis jual beli teripang selama hampir dua tahun membuat ibu Wati terpaksa harus menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Hampir selama pandemi saya berhenti menjual karena susah mendapatkan pembeli, penjual juga tidak ada, karena proses impor teripang juga terhenti waktu itu, untungnya ada tabungan yang cukup untuk saya pakai sama anak-anak”, pungkas Ibu Wati.

(Andi Mappasessu-Renaldy)