oleh

Idul Adha memupuk Keikhlasan Menuai Motivasi

koranmakassarnews.com — Kisah pengorbanan Nabi Ibrahim Alaihi Salam untuk mengorbankan anak kandungnya nabi Ismail Alaihi Salam demi mengikuti perintah Allah, membuatnya menjadi seorang Nabi dan Rasul yang besar dalam Islam. Perintah Allah SWT tersebut dijalankan Nabi Ibrahim AS dengan ikhlas dan penuh tawakkal. Hal ini diabadikan dalam Al-Quran yang berbunyi:

رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

Artinya: “Ya Tuhan kami sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di suatu lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahmu (Baitullah) yang dimuliakan. Ya Tuhan kami (sedemikian itu) agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah ganti sebagia manusia cenderung kepada mereka dan berizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS Ibrahim: 37).

Jika diartikan secara bahasa, makna Ikhlas memiliki arti membersihkan (jernih, bersih, suci dari pencemaran, suci dari campuran, baik itu berupa materi atau non materi). Selain itu, ikhlas bisa diartikan secara istilah yakni membersihkan hati agar menuju kepada Allah SWT.

Keikhlasan nabi ibrahim AS ini, menjadi tongggak awal hari besar kurban yang di kenal dengan Idul Adha dari tahun ke tahunnya. Disebut Idul Kurban karena pada hari itu umat Islam melakukan penyembelihan hewan kurban, seperti sapi, kambing atau domba. Nantinya daging-daging kurban ini akan dibagikan kepada keluarga, tetangga dan orang-orang yang membutuhkan. Idul Adha dinamai juga “Idul Nahr” artinya hari raya penyembelihan. Hal ini untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim. Akibat dari kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan “Khalilullah” (kekasih Allah).

Idul Adha menjadi sebuah peristiwa untuk memaknai bagaimana Nabi Ismail patuh dan mendengarkan setiap perkataan Nabi Ibrahim selaku orangtuanya.

Idul Adha dimaknai pula sebagai konteks untuk taat kepada orang tua dalam berbagai hal selama tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada. Misalnya, membantu dengan ikhlas, menyayangi orangtua, menghormati orangtua, dan berbuat baik (Birrulwalidain)

Hikmah idul adha pada konteks kekinian mengajarkan kita cara untuk berbagi kepada para mukmin lain, yang pastinya mereka yang kurang mampu. seperti misalnya yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa Allah SWT selalu mempunyai alasan yang sangat kuat untuk memerintahkan para hambanya (manusia) untuk berkurban. Dengan adanya kurban ini kaum muslim yang kurang mampu juga ikut merasakan bagaimana indahnya islam dengan adanya hari kurban tersebut.

Berkurban adalah keikhlasan dari manusia itu sendiri yang telah diuji, diuji dari sifat rakus dan tamak akan harta dunia yang mereka senangi. Kurban itu berarti memberikan apa yang telah kita cintai (duniawi) serta apa yang kita sayangi, dalam hal ini adalah harta yang kita miliki yang kita peroleh dengan susah payah namun tetap ada hak bagi hamba Allah yang tidak mampu didalamnya.

Olehnya, di hari raya idul adha yang jatuh pada kamis 29 Juni 2023 sesuai dengan sidang isbat pemerintah, mari kita tanamkan nilai nilai religusitas pada diri masing masing ummat islam sebagai muhasabah dalam membangun karakter anak bangsa yang peka dan memiliki nilai kepedulian antar sesama. Tanamkan nilai menghargai, menghormati dan menyayangi pada orang tua, serta pupuk nilai saling mengayomi, mengasihi dan mencintai bagi sesama.

Kita berharap momentum Idul Adha 1444 H ini menjadi motivasi dalam menebar kebaikan dan memberikan kebajikan antar sesama. Dari Butta Turatea kami ucapkan selamat hari raya Idul Adha 1444 H, 29 Juni 2023 Mohon Maaf Lahir dan Bhatin.

Penulis : Mustaufiq., S.IP., SE. ,M.Si., MH (Mahasiswa Program Studi Doktoral Jurusan Hukum Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).