oleh

Kehadiran Khilafatul Muslimin di Maros Mendapat Penolakan Dari Masyarakat

MAROS, koranmakassarnews.com — Isu negara Islam belakangan ini menyeruak kembali ke permukaan, dengan hadirnya Khilafatul Muslimin di Indonesia yang mengundang atensi publik.

Diketahui di Pulau Jawa perkembangan kelompok Khilafahtul Muslimin yang pada tanggal 29 mei 2022 lalu melakukan konvoi di Jl. Raya Jakarta Timur, Bogor dan Berebes dengan membawa atribut khilafah. Kegiatan itu sudah menjadi perhatian khusus dari BNPT bersama Densus 88 anti teror Polri.

Kini jejaring itu disinyalir di Sulawesi Selatan telah masuk menyebar juga di Kabupaten Maros di salah satu desa di Kecamatan Mallawa dan kehadirannya telah membuat masyarakat kabupaten Maros mulai resah dan menuai penolakan keras atas organisasi tersebut.

Hal itu terbukti di beberapa sudut jalan di Kota Maros sudah muncul berbagai spanduk yang menolak kehadiran Khilafatul Muslimin di Butta Salewangan Maros.

Spanduk Penolakan Khilafah Muslimin di Maros

Mantan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Butta Salewangan Maros, Misbahuddin Nur saat dikonfirmasi perihal tersebut di cafe Labo Maros, minggu (05/06/22) mengatakan bahwa organisasi apapun yang bersistem khilafah tentu bertentangan dengan sistem negara Indonesia dan harus ditolak, demi menjaga keutuhan bangsa ini.

“Bagaimana tidak Khilafatul Muslimin yang mengusung Ideologi khilafah. Organisasi yang didirikan oleh Abdul Kadir Baraja yang secara histori pernah ditahan karena melakukan teror Warman dan terlibat kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur”, tutur Misbah.

baca juga : Raja Binuang Ke-XVIII Dijadwalkan Hadiri Silaturahmi Akbar Srikandi Dala Marusu’ di Maros

Melihat benih-benih penyebaran atau pendirian daripada khilafah Muslimin ini yang seolah berupaya menyebar ke nusantara. Konsep organisasi khilafah telah bertentangan dengan idiologi Pancasila dan ditolak keras oleh pemerintah harus juga di filterisasi oleh masyarakat, sebab Indonesia dengan dasar Pancasila adalah keutuhan dan menjaga kebhinekaan.

“Pemerintah harus bergerak cepat dan bertanggung jawab pula menuntaskannya, serta masyarakat harus demikian ikut terlibat dan sadar berperan menjaga sistem kenegaraan kita, Islam rahmatan lil’alamin yang kehadirannya di tengah kehidu­pan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam, negara Indonesia telah menjabarkannya dalam pemaknaan dasar negara kita yaitu Pancasila maka ideologi apapun yang tidak sejalan dengan pancasila harus ditolak oleh masyarakat Indonesia”, tutup Misbah. (azis)