oleh

Lepas 625 Peserta KKN Tematik Desa Wisata , Rektor UIM : Mahasiswa Harus Inovatif

MAKASSAR, koranmakassarnews.com — Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Provinsi Sulsel dan Universitas Islam Makassar (UIM) melepas Peserta KKN Tematik Desa Wisata dalam rangka mendukung implementasi program merdeka belajar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A di auditorium KH Muhyddin Zain UIM, selasa (4/10/2022)

Pembekalan dan Pelepasan KKN Tematik Desa wisata turut dihadiri Rektor Universitas Islam Makassar DR Ir Hj Andi Majdah M Zain M.Si , Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel Prof Muhammad Jufri, Ketua LP2M UIM Dr Ir Syarifuddin Modding MT, Wakil Rektor I, II, III, IV dan dekan serta seluruh civitas akademik lingkup UIM

Rektor Universitas Islam Makassar DR Ir Hj Andi Majdah M Zain M.Si dalam sambutannya alasan mengapa UIM gelar KKN Tematik desa wisata 2022-2023 karena dalam “Merdeka Belajar” terdapat kemandirian , Inovasi dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran dimana mahasiswa sebagai peserta didik tidak lagi harus mengikuti kurikulum yang tersedia”.

“Namun bisa menggunakan metode belajar yang paling cocok digunakan sehingga kampus bisa menentukan pendidikan terbaik bagi , bukan hanya kampus tetapi mahasiswa bisa bersaing di dalam industri, di dalam mengerjakan proyek wirausaha, dalam mengajar di desa, dan membangun proyek dalam penelitian dan lain sebagainya” ujar Majdah.

baca juga : Majdah : UIM Hanya MOU Internasional yang Diakui Kemenag Salah Satunya FDI Tripoli Libya

Sementara Wakil Rektor I Universitas Islam Makassar Prof DR Arfin Hamid SH MH didampingi Ketua LP2M UIM Dr Ir Syarifuddin Modding menambahkan peserta KKN tematik 625 peserta disebar di 11 kecamatan 28 desa serta keluraham kabupaten Jeneponto harus bisa berkolaborasi dengan warga setempat dan membuat program yang langsung menyentuh dengan masyarakat dengan tidak melupakan protokol kesehatan, sebab sampai saat ini Covid-19 belum menghilang dari muka bumi.

“Era saat ini merupakan era kolaborasi dan maju bersama. Tidak berlaku lagi istilah saling mengalahkan. Tapi bagaimana bisa sama-sama berkolaborasi untuk kontribusi bagi kecerdasan anak bangsa,” jelas Syarifuddin. (*)