oleh

Menhub : Kolaborasi Penanggulangan Bencana Harus Terus Ditingkatkan

JAKARTA, koranmakassarnews.com – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta kolaborasi seluruh pemangku kepentingan terkait dalam penanggulangan bencana di Indonesia harus terus ditingkatkan. Hal tersebut disampaikan Menhub dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Kamis (4/3).

Turut hadir dalam rakornas, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BNPB Doni Monardo.

Menhub mengungkapkan, transportasi memegang peranan yang cukup penting dalam menghadapi bencana yang dapat datang sewaktu-waktu. Untuk itu, Kemenhub telah melakukan pemetaan sarana prasarana dan jaringan pelayanan yang dianggap rawan terjadi bencana.

“Kemenhub memiliki rencana aksi baik jangka pendek, menengah, maupun panjang sebagai upaya mitigasi bencana. Tetapi itu tidak ada artinya tanpa kita melakukan koordinasi dan kolaborasi yang baik. Oleh karenanya saya mengapresiasi rakor yang diselenggarakan BNPB hari ini untuk membahas bersama mencari suatu solusi bagaimana bila terjadi suatu masalah (bencana) di lapangan,” kata Menhub.

Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan mengajak seluruh unsur baik pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memperkuat dan mengimplementasikan nsistem mitigasi gempa bumi dan tsunami di Indonesia, yang sudah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 93 tahun 2019 tentang penguatan dan pengembangan sistem informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami.

“Kita harus wujudkan sinergi yang lebih intensif antar Kementerian, Lembaga, dan pemerintah daerah. Jangan merasa ada egosektoral, karena tanpa ada sinergi tidak akan sempurna hasilnya,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menjelaskan, bencana alam yang bersumber dari geologi dan vulkanologi seperti gempa bumi, tsunami, gunung berapi, dan lain sebagainya, merupakan peristiwa yang tidak bisa dihindari karena kondisi wilayah Indonesia rawan bencana, yang sebagian besarnya terdapat patahan-patahan lempeng bumi.