oleh

Peluncuran Situs Tanggapcovid.id “Aksi Nyata Lawan Corona”

JAKARTA, koranmakassarnews.com — Satu tahun sudah pandemi corona melanda dunia, termasuk Indonesia. Jutaan jiwa juga telah terkonfirmasi terpapar virus ini. Berawal dari kasus pertama yang ditemukan pada bulan Maret 2020 lalu, Presiden RI mengeluarkan Keppres No. 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat COVID-19 pada tanggal 31 Maret 2020 sebagai langkah pengendalian dan pencegahan COVID-19. Sejalan dengan itu, Pemerintah pun secara terus- menerus menggalakkan praktik 3M di tengah masyarakat; menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak.

Kendati demikian, fakta di lapangan menunjukkan kasus positif terus mengalami kenaikan setiap harinya. Situs resmi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mempublikasikan per tanggal 1 Februari 2021 jumlah pasien positif telah mencapai 1.078.314 orang, pasien sembuh sebanyak 873.221 orang, dan korban meninggal 29.998 jiwa. Dengan pertambahan kasus yang sangat signifikan ini Indonesia pun menduduki posisi 19 dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia, berdasarkan data Worldometers. Masih merujuk data yang sama, di antara negara-negara Asia, Indonesia menempati urutan ke-4 penyumbang kasus COVID-19 terbanyak setelah India, Iran, dan Turki.

Berbagai data dan fakta di atas menunjukkan masih belum optimalnya penerapan langkah- langkah preventif penularan COVID-19 di Indonesia. Implementasi 3M dan penerapan adaptasi kebiasaan baru di tengah masyarakat juga bisa dikatakan masih cukup rendah.

Berdasarkan baseline data Program Hygiene and Behaviour Change Coalition (HBCC) yang dilakukan di 10 kabupaten/kota dampingan menunjukkan bahwa 56% masyarakat pengguna fasilitas umum masih memiliki pengetahuan terbatas akan perilaku pencegahan COVID-19, termasuk dalam menerapkan 3M. Kemudian, hanya 32% fasilitas umum yang memiliki pedoman kebersihan dan daftar periksa pembersihan.

HBCC pun mencatat masih rendahnya tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan perilaku 3M pada aktivitas sehari-hari, terutama bagi kelompok masyarakat ekonomi lemah di perkotaan, para pekerja harian yang masih terus melakukan mobilitas, dan kelompok masyarakat yang belum memiliki akses terhadap sarana dan prasarana air, sanitasi, dan higienitas. Rendahnya kepatuhan ini juga disebabkan karena kurangnya akses terhadap informasi dan pengetahuan yang tepat tentang bagaimana mencegah COVID-19.

baca juga : Sepuluh Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 Kembali Tiba di Indonesia

Melihat kesenjangan akses informasi dan lemahnya tingkat penerapan 3M di tengah masyarakat, sebagai bagian dari upaya yang dilakukan program HBCC bersama UK-AID, Unilever, dan SNV, maka dikembangkanlah situs tanggapcovid.id. Situs ini merupakan intervensi digital untuk menyediakan informasi praktis terkait COVID-19, termasuk perilaku 3M yang mudah diakses oleh publik guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan motivasi masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan sebagai bentuk aksi nyata melawan COVID-19.

“Kehadiran Tanggapcovid.id juga diharapkan bisa meluruskan rumor-rumor seputar COVID- 19 yang masih banyak beredar. Diharapkan pula situs ini bisa menjadi media pemicuan terhadap perubahan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk 3M kepada masyarakat,” kata Saniya Niska, Project Manager HBCC SNV Indonesia.