oleh

Peringati Hari Pahlawan, GP Ansor dan IKA PMII Maros Gelar Diskusi

Ini sekali lagi sebagai salah satu apresiasi kita kepada para ulama, yang sejatinya mereka juga adalah pahlawan tapi dalam konteks lokal, tutur Dosen STAI DDI Pangkep ini.

Hadir juga sebagai pembanding diskusi, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Maros, Abrar Rahman yang mengatakan bahwa jauh sebelum negara ini berdiri, Ulama kita telah mengkonsolidasikan proses-proses kemerdekaan bangsa ini yang dimulai dari tahun 1924 dalam momen pembentukan wadah bernama Nahdlatul Wathan atau kebangkitan tanah air, Tashwirul afkar atau kebangkitan ilmu pengetahuan dan Nahdlatutujjar atau kebangkitan saudagar, lalu kemudian dibentuklah Komite Hijaz oleh Hadratusyekh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, yang kemudian diketuai oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah, hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya ormas besar bernama Nahdlatul Ulama.

Karena itu, kaum muda NU dan santri harus melek sejarah, bahwa kemerdekaan bangsa kita ini tidak terlepas dari perjuangan para ulama-ulama kita, peran ulama dengan segala bentuk ikhtiar lahir bathin yang dilakukan mampu mendorong banyak pihak untuk terlibat dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negeri ini, tandas Abrar.

baca juga : Menag Minta Kader Ansor Tebar Manfaat Bagi Umat

Sebagai contoh, bagaimana ulama-ulama terdahulu mengeluarkan suatu fatwa jihad fisabilillah yang saat ini kita kenal dengan nama Resolusi Jihad Nahlatul Ulama pada tanggal 22 oktober 1945 yang kemudian menjadi pemicu utama meledaknya peristiwa perang 10 november di surabaya, melawan tentara Inggris dan Belanda sekaligus untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamirkan 17 Agustus 1945.

Saat ini kita hanya dituntut untuk memastikan bahwa negara ini tidak di rongrong oleh kelompok yang mau mengubah ideologi negara yakni pancasila, jelasnya.

Maka dari itu sebagai kaum muda NU khususnya kita kader-kader di Gerakan Pemuda Ansor harus menjadi pejuang digarda terdepan dalam upaya mengkontekstualisasikan sprit resolusi jihad NU dimasa kini dan kedepan, katanya.

Resolusi jihad dalam konteks kekenian adalah perjuangan menghadapi kelompok-kelompok intoleran yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, tandasnya.

Mengawal kiyai-kiyai NU dalam menjalankan aktivitas dakwahnya, serta mengambil peran-peran strategis di tengah-tengah masyarakat, dalam upaya menjaga pancasila dan keutuhan NKRI, tutup Abrar. (*)