oleh

Rancangan Postur APBN 2021 Harus Antisipasi Risiko Ketidakpastian Akibat Pandemi Global

BOGOR, koranmakassarnews.com — Situasi ekonomi global hingga kini masih berkembang sangat dinamis. Pandemi Covid-19 yang melanda setidaknya 215 negara di dunia semakin menimbulkan ketidakpastian terhadap ekonomi dunia.

Meski demikian, dalam proyeksi terbaru dari lembaga global yang diperoleh Presiden, Indonesia diproyeksikan masuk ke dalam kelompok negara dengan pemulihan ekonomi tercepat setelah Tiongkok. Namun, dalam arahannya di rapat terbatas yang membahas rancangan postur APBN Tahun 2021, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk tetap waspada dan mampu mengantisipasi setiap kemungkinan.

“Kita tetap harus waspada terhadap berbagai kemungkinan dan antisipasi kita terhadap risiko terjadinya gelombang kedua serta masih berlanjutnya ketidakpastian ekonomi global di tahun 2021,” ujarnya melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Selasa, 28 Juli 2020.

baca juga : Presiden Jokowi Lantik Isdianto sebagai Gubernur Kepulauan Riau

Dalam laporan yang diterima Presiden, OECD memprediksi bahwa pada 2021 mendatang perekonomian global akan mulai kembali pulih dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2,8 hingga 5,2 persen. IMF bahkan memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun mendatang akan mencapai angka 5,4 persen.

“Saya kira kalau perkiraan ini betul kita akan berada pada posisi ekonomi yang juga mestinya itu di atas pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Presiden.

Oleh karena itu, untuk dapat merancang postur APBN Tahun 2021 mendatang agar dapat menghadapi tantangan dan ketidakpastian ekonomi global sekaligus memulihkan perekonomian nasional di tengah pandemi, Kepala Negara menekankan sejumlah hal. Pertama ialah dengan melakukan kalkulasi cermat terhadap angka-angka indikator ekonomi makro.