oleh

Sepak Bola dan Corona

koranmakassarnews.com — Ukurannya sangat kecil dan tak akan nampak tanpa mikroskop. Tetapi tekanannya sangat besar. Seisi kota Wuhan di China dilumpuhkan. Dari situ terus menyebar dan kini telah tiba di lebih 200 negara.

Corona seakan telah menciptakan kiamat kecil bagi penghuni bumi. Banyak yang terinfeksi. Ada yang mati. Ada yang masih berjuang di kamar perawatan.

Miliaran manusia lainnya dihinggapi rasa takut. Cemas dan panik. Kita semua berdiam di rumah. Mengurung diri. Atau terkurung lebih tepatnya. Kita dipaksa berjarak, social distancing.

Foto : Sadat Red Gank

Banyak hal terhenti. Termasuk sepak bola. Lapangan tak terpakai. Stadion terkunci. Di Italia, beberapa pesepak bola terkenal juga dikabarkan terinfeksi Covid-19.

Indonesia juga kena dampak. Liga 1 yang telah tertunda sebanyak 3 kali kini dalam antrian surat ijin dari Mabes Polri. Rencana Lanjutan Liga 1 2020 bulan Januari pun  harus ditunda sementara waktu. Tepat ketika kita sedang haus-hausnya hiburan dari para seniman lapangan hijau. Kita pulang kerja, lelah, penawarnya adalah atraksi mereka. Padahal di negara lain sudah hampir mwlahirkan juara meski komperisinya tanpa penonton.

Kabar terakhir, suporter dan pencinta bola di Indonesia akan kehilangan tontonan liga musim ini. Kita akan sangat rindu dengan tribun.

baca juga : Soal Naturalisasi Pesepakbola Muda, LaNyalla Mattalitti : Harus Ada Relevansinya

Efek lain, klub kehilangan pendapatan sementara gaji pemain dan ofisial tetap harus dibayar. Hasilnya beberapa tim telah bubar dan Sponsor juga gigit jari.

Kini kita hanya bisa pasrah. Berdiam dan berdoa. Mudah-mudahan musibah ini cepat berlalu. Agar suporter bisa kembali ke rumah keduanya; tribun. Tempat menunjukkan segala rasa cinta.

Penulis adalah Sekretaris Jenderal Suporter PSM Red Gank. (Sadat)