oleh

Sukses Co-Firing 17 PLTU, PLN Hasilkan Energi Hijau Setara 189 MW

Untuk menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku biomassa, lanjut Agung, PLN telah mendapat kepastian pasokan dari sejumlah perusahaan.

“Terima kasih kepada para mitra pemasok biomassa ke PLTU PLN. Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan bisa memberi nilai tambah bagi para mitra,” ungkap Agung.

Co-firing merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batu bara di PLTU. Biomassa bisa diambil dari limbah pertanian, limbah industri pengolahan kayu, hingga limbah rumah tangga serta tanaman energi yang ditanam pada lahan kering atau dibudidayakan pada kawasan Hutan Tanaman Energi seperti pohon Kaliandra, Gamal dan Lamtoro.

Melalui co-firing, PLN mampu dengan cepat meningkatkan bauran energi terbarukan tanpa melakukan investasi untuk membangun pembangkit baru.

“Manfaat lain dari co-firing ini juga menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan sampah/limbah di Tanah Air,” terang Agung.

baca juga : Manfaatkan Bendungan Milik Kementerian PUPR, PLN Bangun 3 PLTM Senilai Rp 200 Miliar

Transformasi PLN

Sebagai wujud nyata transformasi PLN melalui aspirasi Green, PLN terus meningkatkan bauran energi hijau atau EBT dalam penyediaan listrik nasional. Perseroan menargetkan peningkatan kapasitas pembangkit EBT menjadi 16 Giga Watt (GW) pada tahun 2024.

Salah satu caranya melalui program co-firing di 52 Lokasi PLTU dengan total kapasitas 18.154 MW, terdiri dari 16 PLTU yang berada di Jawa Madura Bali (Jamali) dan 36 PLTU di luar Jamali.

Hingga kini, dari total 16 unit PLN di Jamali, sekitar 14 unit sudah melakukan ujicoba co-firing, di mana 12 unit PLTU sudah implementasi.

Sementara di luar Jawa, program co-firing telah dilakukan uji coba di 27 PLTU, sebanyak 5 PLTU sudah dalam tahap implementasi.

“Jumlah ini akan terus bertambah sesuai roadmap yang telah ditetapkan,” jelas dia. (*)