oleh

Yahya Cholil Staquf : Raih Masa Kejayaan Pesantren yang Merdeka dalam Sosial Politik, Bernilai Budaya dan Mandiri Secara Ekonomi

Kedua, Kemandirian pesantren terhadap sumber daya untuk menyediakan fasilitas bagi pesantren. prioritas memberdayakan ekonomi masyarakat dan mempertahankan keberlangsungan hidup pesantren.

Sesungguhnya, Pesantren dan masyarakat sekitarnya memiliki sumber daya ekonomi yang bila dikelola dengan baik bisa menjadi potensi ekonomi yang berkelanjutan.

Masalahnya adalah karena kita ini memiliki idealisme yang tumbuh dari akar tradisi yang dalam sekali dengan sejarah yang jauh kebelakang, tradisi yang begitu lamanya tumbuh sehingga kita semua masih percaya nilai transenden yang sakral, tetapi kini kita memasuki dunia yang tiba-tiba berubah yang ukuran-ukuran konstruksinya berbeda sama sekali dari masa kejayaan pesantren.

Jangan mengira, dengan semakin banyaknya pesantren dan semakin berkembangnya Lembaga Pendidikan pesantren menjadi semakin canggih dengan fasilitas yang semakin modern, ini adalah masa kejayaan pesantren, saya katakan tidak, tegasnya.

Masa kejayaan pesantren ada dimasa yang jauh ketika pesantren menjadi Lembaga intelektual yang menentukan warna masyarakat, Ketika berfungsi sebagai aktor utama kepemimpinan masyarakat, masa Ketika pesantren menjadi pusat-puast pengembangan komunitas, transformasi komunitas dari keadaan yang kurang baik menaji lebih baik yang justru ada dalam kenyataan sekitar 100-200 tahun lalu ketika pesantren ini menjadi lembaga utama dari komunitas-komunitas.

baca juga : Nuruzzaman Jabarkan Program Prioritas Menag demi Kemajuan Pesantren

Untuk itulah harapan besar pesantren dapat menjadi wadah kepemimpinan komunitas yang merdeka yang secara sosial politik tidak berada secara ketat dibawah kekuasaan siapapun, secara budaya menghidupi nilai-nilainya sendiri dan secara ekonomi sustainable, mampu menghidupi dirinya sendiri, inilah komunitas pesantren yang sesungguhnya.

Dengan nilai-nilai yang bukan hanya berorientasi duniawi namun juga berdaya secara spiritual, dimana orang tidak hanya mengejar keberhasilan duniawi namun juga mengejar pengembangan kapasitas rohani. (*)